Intat Linto Budaya Aceh Dalam Perkawinan.

Intat Lintoe "Antar Pengantin Lelaki pada mempelai perempuan"

Intat linto, Sudah menjadi tradisi masyarakat Aceh dari sejak dulu, Tujuan nya selain mengantarkan pengantin laki laki ke rumah mempelai wanita, Intat linto juga dapat menjadi budaya dalam menyambung tali silaturahmi, diantara keluarga pengantin laki2 dan mempelai wanita, Antara masyarakat kampung pengantin laki laki Dengan masyarakat Menpelai wanita, semua berbaur dalam tradisi yang turun temurun ini.

Sebelum Acara intat linto, Kerabat sahabat handai taulan pemuda pemudi, masyarakat, pada malam hari sebelum acara, Biasa nya berkumpul di rumah linto (mempelai laki laki) tujuan nya adalah Untuk Balot Perakan (Bungkus Bingkisan) untuk di bawakan ke rumah menpelai wanita di acara intat linto.

Inilah suasana rumah linto pada malam hari masyarakat dan kerabat sangat antusian untuk melakukan BALOT PERAKAN (Membungkus Bingkisan)

kerabat yang datang lagi dan membantu balot perakan.

Ini adalah bingkisan yang akan di bungkus.

Kerabat dan masyarakat sangat menikmati malam itu, terbawa dalam suasana kebersamaan yang harmoni dalam bersosial.

Setelah BALOT PERAKAN (Bungkus Bingkisan) selesai masyarakat dan kerabat kembali ke rumah masing masing untuk beristirahat.

Acara Intat Linto Pun di laksanakan,

Terlihat jelas jalan penuh dengan masyarakat yang mengantar linto. INTAT LINTO.

Dan sampailah di rumah mempelai wanita, Linto di payungi untuk di antar ke dalam rumah mempelai wanita, dan di sandingkan di pelaminan Raja Sehari, karena kami aceh menyebut nya, "Ureng Meukawen Adalah Raja Si Uroe" arti nya pengantin baru adalah raja sehari.