Bumi kita sudah semakin "telanjang". Saban hari digunduli, dihabisi dan dicabut satu persatu baju yang membaluti tubuhnya.
Kita lupa, saat bumi tak lagi aman ditempati, kita adalah makhluk pertama yang akan musnah dan binasa.
Pepohonan ditebang dengan segala dalih, dengan segala hasrat beberapa orang tamak dan kemaruk. Bumi jadi panas, anak-anak kehilangan tempat berteduh saat terik, tak ada lagi tempat menghangatkan tubuh saat hujan.
Kita adalah perusak, tentu saja. Tidak ada yang bisa bantah tudingan itu. Tangan-tangan kitalah yang membotaki bumi, merontokkan daunnya. Kita yang bengis. Itulah kita.
Pohon-pohon tua nan sendu hanya tinggal satu-satu seolah menunggu giliran ditebas, dibabat dan dijegal. Mungkin ini karena kita tak mendengar tangisannya, tak melihat air matanya sehingga terus menerus mencerabut keindahannya. Kita melakukannya.
Barangkali, besok lusa pohon rimbun akan menjadi barang antik selain manusia berwibawa dan bijak tentu saja. Bisa jadi, sepuluh atau dua puluh tahun lagi pohon yang rindang akan hilang seperti sosok pemimpin yang arif dan bijaksana.
Maka tinggallah kita makhkuk yang emosi ini di tengah panas, merengek karena tak ada lagi tempat berlindung. Sebenarnya, kita mulai merasakan panas bumi yang sudah melewati batas.
Tubuh kita sudah mulai meringkuk menghindar terik matahari yang memijar. Tapi semua itu tak membuat kita takut menebang pohon-pohon. Kekhawatiran ini belum cukup menjadikan kita sabagai khalifah yang menjaga bumi.
Semua kebengisan kita masih muncul. Dengan berbagai alasan dan wacana absurd, hutan terus di bonsai. Kita belum cukup mampu membaca tanda zaman, bahwa, bumi sudah sangat muak dengan kelakuan kita.
Kita belum cukup peka bahwa, pohon-pohon yang kita tebang akan mewariskan bumi yang panas untuk anak cucu kita kelak. Kita belum memikirkan itu.
Maka, wahai Sahabat Steemians, mari sama-sama kita berkampanye untuk melindungi bumi. Menumbuhkan semangat Go green dengan menanam kembali pohon-pohon.
Mari Bang @aiqabrago, @levycore, Bang @teukukemalfasya, @rismanrachman, @musyawirwaspada, kita tumbuhkan semangat mencintai alam di Steemit ini.
Jika belajar tak mesti di ruang-ruang di sekolah, kampus dan madrasah, bukankah kampanye mencintai bumi seharusnya juga bisa dilakukan di Steemit?
Jangan sampai kita hanya berdiam diri, sedangkan bumi semakin panas dan menjadi neraka di dunia. Jangan sampai kipas angin dan pendingin ruangan di rumah kita tak lagi mampu membendung panas bumi.
Maka, marilah belajar mencintai bumi melalui Steemit ini.
Wassalam..
orang bijak mencintaai bumi
Benar, hanya orang bijak yang selalu mencintai bumi.
Please write something in English as well I like your photos just no Idea what you are saying. Thank you
I try in other times, mom.. 🙂