Jarum infus sempat patah ketika dipasang di tangan saya. Jarum keramat ini pernah mengoyak nadiku dan membuat trauma.
Hampir satu Minggu saya @willyana tidak menulis di blog Steemit. Kebetulan kondisi kesehatan saya sedang menurun jadi saya harus banyak istirahat untuk memulihkan kesehatan.
Namun hari ini saya kembali menulis di sela-sela pemulihan kesehatan untuk berbagi cerita dengan teman-teman Steemian. Rindu juga pada teman-teman Steemian semua. Sejak hari Minggu kemarin saya dirawat di sebuah rumah sakit yang berada di Depok, Jawa Barat. Untuk mengisi kebosanan saya menulis tentang kisah traumatik saya akan jarum infus.
Kisah bermula saat saya dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta beberapa tahun lalu. Itulah awal mula saya sangat takut bahkan trauma dengan jarum infus karena jarum infus itu pernah melukai beberapa nadi di tangan saya. Bahkan jarum infus sampai patah ketika seorang suster memasangnya di tangan saya. Suster itu kelihatan kesulitan mendeteksi nadi di tangan saya. Ternyata dia baru praktek di rumah sakit tempat saya dirawat itu. Ia makin panik melihat saya sudah berteriak histeris dan gemeteran. Semenjak itu timbul trauma di diri saya akan jarum itu.
Saya dirawat di salah satu rumah sakit saat itu karena kondisi saya benar-benar drop. Bahkan ketika dibawa ke rumah sakit saya dalam kondisi pingsan. Tensi darah saya saat itu sangat rendah 80/70. Ketika di ruang UGD saya mendapatkan penanganan, lalu setelah observasi saya diinfus untuk segera memberi tenaga lewat cairan infus itu agar saya segera bertenaga dan darah saya bisa segera normal.
Sebelum kejadian itu, saya sama sekali tidak takut dengan jarum suntik ataupun jarum infus ini. Tapi setelah kejadian itu saya selalu berusaha menghindari yang namanya jarum suntik ataupun jarum infus. Saya menahan sakit agar jangan sampai harus kena dengan jarum keramat (istilah saya). Saya berusaha untuk bisa sembuh sendiri atau periksa ke dokter praktek dan cukup dengan minum obat dari resep dokter tanpa harus bersentuhan dengan jarum.
Namun kondisi saya beberapa minggu ini sudah tidak bisa saya obati dengan sekedar minum obat dari resep dokter. Maag kronis saya, yang membuat perut saya selalu keram, tidak bisa saya tahan lagi. Kebetulan suatu malam saya lupa minum obat dari dokter, hingga perut saya sakit yang amat sangat dan kram. Tenaga saya sangat lemah seperti tidak ada tulang yang menempel di tubuh saya untuk menopang diri saya.
Akhirnya saya menyerah dan mau juga dibawah ke rumah sakit. Beberapa hari sebelumnya suami saya terus memaksa saya untuk dirawat di rumah sakit. Tapi saya terus menolak dan bilang masih kuat. Tapi akhirnya saya harus kembali lagi bersentuhan dengan jarum keramat Minggu kemarin setelah dua hari sebelumnya sempat cek darah juga.
![image](
Di ruang UGD Rumah Sakit tersebut, sempat nego dengan dokter agar saya tidak usah diinfus kalau mau dirawat. Tapi cukup minum obatnya saja. Tapi melihat kondisi saya yang tensinya sangat rendah dan kram perut sangat sakit, dokter terus mengharuskan untuk diinfus supaya obatnya cepat bereaksi di tubuh saya. Saya sempat bilang kepada salah seorang perawat, "Sus saya trauma dengan jarum infus." Sang suster bertanya, "knapa mba trauma dengan jarum infus?"
Saya menceritakan kejadian yang saya alami seperti di atas. Sang suster tersenyum dan meyakinkan saya bahwa kali ini pemasangan infus tidak akan sakit dan tidak membuat luka tangan saya.
Saat itu saya tetap tidak percaya. Sampai dokter meminta suami saya untuk membujuk saya. Akhirnya saya menyerah juga karena rasa sakit dan kram perut saya sudah tidak tertahan lagi sakitnya. Dan ketika seorang perawat laki-laki datang membawa peralatan infus, saya pun gemeteran. Ia lalu berusaha menghibur saya dengan mengalihkan pembicaran dengan pertanyaan- pertanyaan. Sambil memberikan pertanyaan dan mendengarkan saya menjawab pertanyaannya tangannya terus bekerja memasang infus di tangan saya. Tidak sampai lima menit dan tidak berasa infusnya sudah terpasang di tangan saya. Akhirnya saya takluk dengan jarum keramat kali ini. Tapi saya tidak akan bilang jarum keramat lagi, karena pemasangan jarum infus yang tanpa rasa sakit kali ini justru memulihkan trauma saya.
Foto : Oleh @willyana menggunakan Handpone Samsung
Depok, 28 September 2018
Willy Ana || WA || @willyana
Semoga cepat sembuh sobat
Amin ya robbal alamin. Terima kasih banyak ya doanya. Salam.
Maaf, Abang tidak tahu jika Ana dalam kondisi sakit. Abang hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Ana, agar segera bisa kembali beraktivitas.
Semangat terus ya, Na :)
Tidak apa-apa Bang, terima kasih banyak untuk doa dan supportnya. Iya Bang, in syaa allah akan terus semangat. Salam, sekali lagi terima kasih banyak.
Semoga lekas pulih dan sehat lagi ya, Sis @willyana...
Selalu mendoakan yg terbaik...
Salam hangat selalu...☕❤
Amin. Alhamdulillah Bang, Ana sudah baik. Terima kasih untuk doa dan supportnya. Salam hangat kembali . Sekali lagi terima kasih banyak.
للَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً.
Allahumma Robbannas, Adz-Hibil Ba’sa Isyfi Antasy-Syafi La Syifa’a Illa Syifa’uka Syifa’an La Yughadiru Saqoman.
Ya Allah Tuhan dari semua manusia, hilangkan segala penyakit, sembuhkanlah, hanya Engkau yang dapat menyembuhkan, tiada kesembuhan kecuali dari pada-Mu,
sembuh yang tidak dihinggapi penyakit lagi.
Amin, amin, amin, ya robbal 'alamin. Terima kasih banyak doanya bang Zul. Alhamdulillah berkat doa teman-teman juga Ana sudah baik. Sekali lagi terima lasih banyak. Salam
Tapi keren la kakak, di satu sisi dah berhasil mengalahkan trauma tu...
Kdg untuk sembuh emg harus berani kak, cepat sembuh yah!
Alhamdulillah, semua ada hikmanya. Amin. Alhamdulillah sudah baik. Terima kasih banyak untuk doanya ya. Salam.
cepat sembuh ya, Kak... biar bisa segera pulang dan berkumpul lagi dengan keluarga di rumah.
Amin ya allah. Terima kasih ya dek Ihan doa dan supportnya. Salam
Amin ya allah. Terima kasih ya dek Ihan doa dan supportnya. Salam
Semoga lekas sehat kembali