"Why me," tanyanya suatu ketika.
"Karena kamu pantas dicintai," jawabku.
Aku lupa kapan percakapan itu terjadi. Aku mengingat dialognya karena itu penting buatku. Setidaknya, agar ia tahu, jika aku mencintainya bukanlah karena 'kecelakaan' perasaan. Jika aku mengatakan aku mencintainya karena ia cerdas, santun, dan terpesona pada matanya yang teduh, semua itu hanyalah hitungan matematis yang bisa dikalkulasikan. Aku mencintainya melebihi semua narasi yang bisa kujabarkan tentang dia.
Di lain waktu ia pernah bertanya, "apa keinginanmu?"
Kujawab dengan pendek, "selalu dicintai dan bisa mencintai kamu."
Bagi sebagian orang jawaban itu barangkali terdengar gombal. Tapi buatku, itulah perasaanku yang sebenarnya. Setidaknya sampai detik aku memberikan jawaban itu. Aku yakin ia senang dengan jawaban itu, sama seperti aku yang senang mendapatkan berbaris-baris kalimat ditutup dengan ucapan i love you, melengkapi ucapan selamat ulang tahun yang ia kirimkan di tanggal kelahiranku. Menjadi orang yang pertama mengucapkan, memenuhi harapanku. Aku berbunga-bunga, aku senang, aku bahagia. Bukan karena ucapan selamat itu, tapi karena ia peduli.
Kadang-kadang muncul pertanyaan dalam diriku, apa itu cinta? Dalam sikapnya aku menemukan jawaban atas pertanyaan itu, "aku bisa saja menolak dan mencari-cari alasan untuk tidak memenuhi permintaanmu. Tapi aku tidak ingin menolaknya," itulah komentarnya saat kukatakan, "terimakasih sudah membuatku senang dan memenuhi permintaanku."
Permintaan-permintaan itu, adakalanya memang bukan permintaan besar dan bukan pula berupa materi, tapi memerlukan usaha yang besar. Ada kalanya ia harus melawan kantuk atau lelah, menerima rengekan dan rajukanku yang tidak jelas, berusaha memahami perubahan emosi yang sangat fluktuatif, belum lagi harus memadamkan letupan-letupan yang kerap muncul. Semua itu merepotkan, sekaligus menyenangkan. Kami menyebutnya sebagai cinta. Jalinan-jalinan perasaan yang absurd.
Pernah juga kutanyakan, “kapan pertama kali kita saling jatuh cinta?” Perasaan yang lantas membuat kami saling merindukan, saling tak sabaran ingin bertemu, saling merecoki, saling mengapresiasi, saling membutuhkan. Tak satu pun di antara kami yang menemukan jawaban atas pertanyaan itu.[]
Tulisan yang sangat bagus dan sangat menarik saat dibaca
tengkyu @hafizz ...
hehehe
What a touching words!
Ngga ada yang lebih menenangkan dari memiliki perasaan yang sama dan dua arah <3
heheheh iya betul, Nisa....
e cieee cieee. ah, udah malas lah liza bercie cie. dari dulu asyik cie cie in kak Ihan aja...
Ahahahaha..cie cie kan aja kak Aini, Zaa
hahahhahahah cie cie in aja ngga apa apa, aku suka wkwkkwkw
Orang yang sudah jatuh cinta itu memang hilang ingatan kadang ya kak. Lupa kali pertama bertemu dan saling jatuh cinta😂
Akh, jangan dipikirkan masalah itu. Yang penting sekarang saling mencintai😍
yuppssss
Cie cie cie... Kisah cinta
sihiiiyyyyyy
Hmmm..cinta oh cinta! Dia datang tanpa dipinta
seperti jelangkung