By the away any busway , ingin sedikit mencoba menulusuri bagaimana kehidupan dan pemikiran orang aceh pada jaman millenial ini , sekaligus saya ingin membuka suara dan menyampaikan apa yang ada dipikiran saya mengenai polemik yang terjadi di aceh saat ini , khususnya tentang banyak penolakan tentang adanya isu di aceh , yang akan membeli sebuah pesawat terbang dan juga ingin memiliki sebuah industri penerbangannya sendiri.
Beberapa waktu lalu pemerintah aceh juga sudah menandatangi kontrak dengan PT Dirgantara Indonesia ( PTDI ) dalam proyek membeli pesawat tersebut.
Saya mungkin bukan ahli politik , bukan juga ahli sejarah , cuma sekedar menuliskan pendapat pribadi saya sendiri. Ada beberapa cibiran dari masyarakat yang pernah saya baca , itu banyak sekali yang menolak tentang pembelian pesawat tersebut.
Mereka berkomentar seperti itu bukan tanpa alasan yang jelas. Menurut pendapat para netizen uang yang dilakukan untuk pembelian pesawat tersebut kurang efektif bagi rakyat aceh , bahkan uang tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih efisien.
Dana yang ingin dikeluarkan pemerintah untuk proses pembelian pesawat tersebut bisa saja di pakai untuk membangun rumah fakir miskin, menyumbangkan ke pada anak yatim, memberi sedikit dana untuk para ibu-ibu janda yang ada di aceh , itu lebih efektif, sebut salah satu komentar masyarakat aceh. Bisa juga membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi , mengingat angka kemiskinan di aceh itu sangat tinggi. Kita sebagai masyarakat aceh mungkin memiliki perspektif yang berbeda-beda tapi kita bisa menilainya secara langsung bagaimana situasi saat ini yang sedang terjadi di aceh.
Adapun mengenai ingin di bentuknya sebuah industri penerbangan di aceh salah satu orang yang bekerja dibidang pemerintahan membeberkan pendapatnya "Bahwa kami sangat mendukung dan mensupport dengan akan dibentuknya industri penerbangan di aceh, cuma satu hal yang mereka takuti , takutnya putra putri aceh tidak siap untuk merakit atau pun dalam bentuk merawat pesawat tersebut , hal ini sangat disayangkan jika bukan putra putri aceh itu sendiri yang mengerjakan itu semua , masak harus kembali merekrut tenaga kerja yang diluar aceh , kan itu sangat disayangkan peluang udah ada tapi terbuang sia-sia" . Sebut salah satu orang yang bekerja dibidang pemerintahan tersebut.
Dibalik tentang keluhan tenaga kerja tersebut di aceh sebenarnya sudah ada sekolah kejuruaan tingkat SMA yaitu SMK NEGERI PENERBANGAN ACEH yang sudah berdiri sejak tahun 2010. Harapan saya sendiri semoga lulusan dari SMK tersebut bisa melanjutkan ilmu penerbangan nya dengan membangun Aceh dibidang Dirgantara. Tidak menutup kemungkinan juga bagi para lulusan dari SMA baik jurusan IPS ataupun IPA yang memang mempunyai cita-cita dan juga keahlian dibidang penerbangan bisa juga menjadi tenaga kerja di bidang Dirgantara di Aceh, dengan demikian pasti angka pengangguran di Aceh sedikit lebih menurun.
Banyak orang diluar Aceh tidak mengetahui bagaimana sistem kehidupan di Aceh , orang-orang hanya melihat isi luarnya saja tanpa menulusuri terlebih dahalu. Ketika orang Aceh berkehidupan di luar daerahnya , orang-orang luar tersebut beranggapan orang Aceh itu kaya-kaya orang aceh itu hidupnya mewah. Bullshit!!
Tanpa disadari oleh orang-orang luar tersebut di Aceh itu tingkat penganggurannya sangat tinggi , belum lagi dengan minimnya tersedia lapangan kerja. Makanya orang Aceh itu banyak yang menghabiskan masa hidupnya di dunia perantauan seperti yang saya alami saat ini.
Bersambung....
Helo, hai @aneukrantoe! Sudah kami upvote yaa..
Terimakasih saudara @puncakbukit
blo pesawat peublo lampoh
Hahah peublo rumoh rumoh