Kodaline, Orang-orang Gila, Dawuk, dan Lain Sebagainya

in #music7 years ago

Screenshot.png Tangkapan layar klip All I Want.

Malam kemarin itu, sebelum AS Roma hampir saja dibuat tak berdaya oleh Liverpool di Anfield, seorang teman meminta setel lagunya Kodaline di Yotiup. Sepintas, aku yang sedang menatap layar komputer dibuat bego sama itu kawan. Kok iya, aku baru tahu ada grup musik bernama Kodaline. “Judul apa yang mantap?” Tanyaku. “Lupa judulnya, kau cari saja yang video klipnya syuting di Jakarta.” Katanya.

Setelah kupandangi deretan senarai lagu di laman yutub, tidak ada gambar yang bersuasana Jakarta. “Yang ada, teratas ini judulnya All I Want, mantap?” Tanyaku lagi. “Itu boleh juga, video klipnya punya cerita, baguslah.” Sambung kawan berinisial Miuh itu.

Benar pula, All I Want boleh juga ternyata, alunan musiknya dibuka petikan gitar bernada rendah, disandingi suara vokal yang sendu. Lambat laun, alunan musik meninggi ditopangi piano, drum dan bass. Tempo tinggi, puncaknya terdengar pada menit 3:36, bersamaan dengan klip seorang pria kantoran buruk rupa, tampak menghajar bandit yang hendak mengerjai seorang perempuan jelita.

Sebelum adegan kepahlawanan itu, pada awal klip, si buruk rupa malah tak di sukai sama sekali oleh si jelita. Setelah adegan baku hantam itu, kau tahulah, keduanya mendadak dekat. Si jelita nerima lelaki itu meski rupanya jelek betul mirip makhluk Orc di film Lord Of The Rings. Dan pada akhirnya mereka jalan berdua, musik ditutup dengan alunan rendah, happy ending, klise emang. Lebih jelas, kau lihat saja di Yotiup, oke fix.

Perihal cantik dan buruk rupa, mengingatkanku pada Marno, tokoh yang tak kalah buruk rupa pada novel Orang-orang Gila karya Han Gagas. Marno yang dilahirkan untuk dibenci dan dianggap gila oleh orang-orang menjalin cinta dengan Astrid. Bekas pelacur yang cantik jatmika. Bikin pria tegang sebelum main. Persis seperti cerita Mat Dawuk dalam novel Dawuk, Kisah Kelabu dari Rumbuk Randu karya Mahfud Ikhwan. Wajah Mat Dawuk jeleknya minta ampun juga, ia merajut cinta dengan Inayatun, anak tokoh desa yang punya kecantikan dan tubuh yang membikin pria jelalatan sampai berfantasi liar.

Kendati punya tipikal tokoh yang hampir sama, kedua novel itu punya cerita berbeda, ada keunikannya masing-masing. Alur dan tokoh-tokoh antagonis yang menopang kedua novel itu enak dibaca sampai lembar terakhir. Menariknya, pasangan-pasangan aneh yang sulit kita temukan di kehidupan nyata itu dibumbui liku dan tragedi-tragedi memilukan, kerap sekali sangat dekat dengan kehidupan nyata.

Dawuk - Orang-orang Gila.jpg

Orang-orang Gila misalnya, ada seorang toke yang suka nyerobot tanah nganggur untuk ambil untung sendiri. Dawuk lain lagi, gunjingan buruk selalu hadir untuk mengatai orang lain serba tak beres. Persis kelakuan orang-orang kita yang menganggap si pulan begini, si pulen begitu. Padahal kita sendiri tak tahu betul kepastiannya. Hanya menerka-nerka semata. Lebih-lebih kala musim pemilihan kepala daerah tiba. Begitulah.

Jika saja, Orang-orang Gila dan Dawuk dilayar lebarkan, kurasa All I Want cukup bagus diselipi untuk mengiringi bumbu cerita supaya lebih kental. All I Want sangat cocok diputar pas pada adegan Marno dan Astrid pulang bahagia setelah dinikahi siri oleh seorang kiai. Mereka berdua sempat hidup bahagia di sebuah lahan kosong area kuburan. Begitu juga dengan Mat Dawuk dan Inayatun, pasangan miskin ini juga sempat mencicipi kebahagian di gubuk sederhana bekas kandang lembu. Saat-saat adegan terakhir, dimana pasangan-pasangan itu akhirnya mati mengenaskan, tentu saja harus diiringi musik lain semisal Ratep Rawa Tripa bikinannya @fooart. Sungguh dramatis saat kubayangkan, aduhai betul jika film itu jadi.

Kembali kepada grup musik Irlandia itu. Untuk beberapa saat, All I Want cukup membuat enak telingaku, maka kusetel ia berulang-ulang, sampai esok harinya. Namun, semantap-mantapnya sebuah lagu, ianya akan tetap bosan jika diputar terlalu banyak. Ini seperti kau terlalu banyak makan cindoi, jika kelewat kenyang bakalan enek, bukan tak mungkin akan muntah. Musik begitu juga kukira. Kecuali lagu Uleu Raja Timoh racikannya @pieasant, sampai kini aku belum bosan juga itu lagu, masih enak saat kuputar keulayi. Entah sihir apa yang @pieasant tiup pada lagunya. Emang gila dia punya lagu.

Sort:  

Nyan kodeline ngen pieasant tapeu duet, baro han bosan2 teuh bg 😂

aseuli meledak meletup nyan. haha

Hayeu.. :)