Nah, disini saya melihat dari segi lain. Keindahan dan potensi wisata yang luar biasa di Nanggroe Aceh geutanyo memang luar biasa mantap, tapi ada satu hal yang sangat kita sayangkan, yaitu pengolahan yang sangat minim dari instansi terkait, termasuk promosi dari pemerintah, kenapa hal ini bisa terjadi?, Pola pikir sebagian besar para elit hanya menopang keuangan dari SDA alam yang luar biasa yg terdapat di bumi Aceh. Cuma kadang kita lupa bahwa itu merupakan sumber daya alam yang tidak bisa di perbarui dan akan habis pada masanya, saat itu lah kita akan merasa kecolongan dengan tidak memanfaatkan potensi wisata sebagai sumber ekonomi daerah, kita akan kelimpungan, mungkin ini tidak akan kita rasakan di generasi kita, tapi akan di rasakan oleh anak cucu kita, selanjutnya Aceh yang merupakan daerah yang pernah di dera konflik bersenjata juga memiliki imej yang menakutkan bagi pelancong kuat untuk memilih Aceh sebagai tujuan wisatawan, kalau pun ada wisatawan luar yang berkunjung ke Aceh bisa di katakan mereka adalah wisatawan * klo priep * . Disini pemerintah harus segera mengambil langkah sigab untuk menciptakan imej bahwa aneh tidak sebahaya yang mereka pikirkan, saya sering melihat Bali yang merupakan tujuan utamanya wisatawan mancanegara ke Indonesia malah sangat gencar mempromosikan pulaunya di media-media baik cetak dan elektronik, bahkan sampai saluran TV Benua Eropa, jadi sangat di sayangkan kalau objek yang ada di Aceh hanya di promosikan oleh individu semacam media sosial dan para blogger yang mungkin jangkauan hanya masih daerah lokal, jikapun ada situs pemerintah yang mempromosikan objek wisatawan di Aceh seakan mati suri, admin nya login sebulan sekali, para turis yang ingin melakukan wisatanya ke Aceh malah kesal sama admin nya, di liat dari situs nya aja kacau balau, jadi apa yang mereka pikirkan?, Harapan kita kedepannya wisatawan akan berdatangan ke Aceh. Kerena mereka akan membawa uang yang akan di belanja di Aceh, dan seyogyanya akan berpengaruh bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Amin
terimakasih untuk komentar anda, apa ini hasil tulisan anda sendiri atau hasil dari sumber, maaf jangan salah faham, hanya ingin tau saja
Hahaha saya pikir cuma kata-kata sederhana begitu tidak perlu mencari sumber, bukankah itu cuma realita sehari-hari?