Penulis Siti Rahmah Rekam Kisah Konflik Aceh dalam "Jejak Setapak di Tanah Rencong"

in #news7 years ago

Untitled.jpg
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -- Penulis produktif asal Aceh, Siti Rahmah, menguraikan kembali berbagai peristiwa yang melingkupi konflik di Aceh dalam buku "Jejak Setapak di Tanah Rencong."
Buku tersebut merekam 19 cerita dari 19 nara sumber yang bertalian dengan persoalan konflik dan keamanan di Aceh.
Buku tersebut diluncurkan di "The Atjeh Connection" sebuah cafe di kompleks Sarinah, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Buku setebal 270 halaman itu diterbitkan Maslamah Media Mandiri Jakarta. Melengkapi berbagai buku tentang peristiwa Aceh lainnya yang sudah lebuh dulu terbit.
Mengiringi peluncuran buku, juga digelar diskusi dengan pembicara Said Aziz dan Abdullah Puteh.
Said Aziz, tokoh Aceh di Bandung yang memiliki kiprah yang banyak dalam mendorong penyelesaian konflik Aceh.
Sementara Abdullah Puteh adalah mantan gubernur Aceh. Cerita keduanya ikut melengkapi buku tersebut.
Kisah lainnya berasal dari para aktivis Aceh, tokoh militer, tokoh GAM, perempuan inong balee, juga para seniman.
Siti Rahmah, lahir di Lhokseumawe 1983, menyiapkan bukunya ini cukup lama, sejak 2008.
"Banyak orang berkontribusi mendorong penyelesaian konflik Aceh. Buku ini sebahagian cerita dari mereka," kata Siti Rahmah, yang pernah menjadi peneliti sosial yang disponsori World Bank, dan bekerja pada Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala.
Siti Rahmah, menikah dengan seorang dokter, merasa seperti mimpi ketika buku tersebut berhasil terbit dan diluncurkan di Jakarta.
"Awalnya saya mengira buku ini cukup diluncurkan di Aceh. Tetapi kenyataannya malah di Jakarta," kata Rahmah sedikit haru.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Amir Faisal, pemilik "The Atjeh Connection" yang menyediakan cafenya sebagai tempat peluncuran.
"Saya hanya memfasilitasi untuk kiprah generasi muda yang kratif," kata Amir Faisal.
Abdullah Puteh bercerita banyak tentang sejarah yang dilaluinya saat memimoin Aceh.
"Saya bahkan pernah dituduh bagian dari GAM," kata Abdullah Puteh. (*)