Kejadian penolakan oleh sekelompok orang di Bali dan Hongkong terhadap ustadz Abdul Somad yang sedang menjalankan tugas dakwah sangat disesalkan oleh sebagian besar umat islam di Indonesia. penolakan tersebut semakin menambah deretan negatif terhadap ustadz-ustadz lainnya. Padahal di negara yang berdasarkan Pancasila, Negara telah memberikan jaminan perlindungan hak asasi dalam menjalankan kewajiban agamanya (pasal 29 UUD 1945) dengan catatan kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, alasan penolakan oleh sekelompok orang tersebut tidak dapat dibenarkan. Karena tindakan mereka termasuk bentuk social engineering (rekayasa social). Ustadz abdul somad bukanlah satu-satunya penceramah yang mendapatkan rekayasa ini, karena jauh sebelum beliau banyak juga mengalami hal tersebut.
Sebut saja KH. Zainuddin MZ (Alm), beliau adalah seorang pemuka agama yang berjulukan “dai Sejuta Umat” yang telah terkenal dengan ceramah-ceramahnya di televisi dan radio seantero Nusantara. Masyarakat terus memberi simpati kepada beliau hingga dai ini terjun ke ranah politik dengan mendirikan sebuah partai. Namun saat itu dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk mendesign social engineering untuk menjatuhkan pamor sebagai pemuka agama islam. Mereka dengan rekayasanya memanipulasi masyarakat untuk membenci Ustadz yang terlibat dalam perpolitikan dan hasilnya sedikit banyak masyarakat terpengaruh dengan upaya ini.
Ustadz berikutnya yang terkena rekayasa social ini adalah ustadz Arifin ilham dan KH. Abdullah Gymnastiar (aa gym). Mereka berdua direkayasa dengan isu poligami. Melalui media social upaya ini semakin mudah berkembang untuk memanipulasi psikologi manusia khususnya umat islam untuk membenci poligami yang telah dihalalkan dalam agama islam dan hasilnya kecintaan umat islam kepada kedua tokoh islam ini memudar sesaat, ini terlihat dari jamaah mereka yang menurun semenjak isu ini menebar walaupun rambat laun isu ini perlahan-lahan hilang ditelan sunyi dan kedua tokoh ini diterima kembali ceramah-ceramahnya.
Mengapa umat islam kembali menerima mereka?mungkin ada dua jawaban: pertama, umat islam yang bijak menerima dakwah-dakwah yang menyejukan yang disampaikan oleh mereka tanpa pandang isu sebagai pegiat politik dan poligami. Kedua, social engineering ini berlaku sementara dan mengikuti perkembangan pasar. Bisa jadi isu-isu jitu berikutnya sedang mengincar ustadz sedang laku di pasar. Apa isu yang sedang laku di zaman now? Isu itulah adalah ustadz anti pancasila.
Beberapa pendakwah yang telah berhasil masuk dalam perangkap social engineering adalah ustadz Felix siuw, Ustadz Bakhtiar Nasir, ustadz Zulkarnaen, dan usatdz Abdul Somad (mungkin masih banyak). Keberhasilan perangkap ini bisa dilihat di media, tugas dakwah mereka ditolak di daerah-daerah yang berbeda dengan alasan yang sama yaitu mereka adalah ustadz yang anti pancasila. Tuduhan anti pancasila dialamatkan kepada mereka tanpa adanya bukti yang jelas. Padahal Indonesia sebagai Negara hukum tentunya sudah terlebih dahulu menangkap mereka bersalah dengan bukti-bukti yang jelas kalau mereka anti pansacila sebagai musuh Negara. Maka tuduhan itu tidak valid.
Terakhir Kenapa munculnya rekayasa social ini menimpa pemuka agama islam?kalau kita melihat surat al-baqarah ayat 120 yang menerangkan orang yahudi dan nasrani tidak akan rela sehingga umat islam memeluk agama mereka. Ayat ini menjadi benar adanya banyak kelompok yang tidak ingin islam terus berkembang pesat bahkan bisa bersatu menjadi sebuah kekuatan politik di Indonesia sebagai negera yang hoterogen.
Ustadz-ustadz ini adalah ulama pewaris nabi dalam tugas dakwah. Tentunya mereka ini perlu direkayasa oleh kelompok tertentu agar berhenti dan takut untuk mensyiarkan islam. Namun ustadz-ustadz ini malah semakin dicintai oleh umat islam contohnya ustadz abdul somad yang baru ditolak di Hongkong teryata menjadi rezeki tersendiri bagi rakyat Ayah yang terkenal mencintai Ulama-ulama serta menerapkan syariah islam dalam peraturan perundang-undangan.
Kerinduaan kepada sosok ustadz yang tak dirindukan oleh oknum teryata menjadi king of the king di Aceh. Rahyat Aceh dengan gegap gembita menyambut ustadz ini ibarat penyambutan raja-raja. Ribuan orang memadati lapangan meskipun jam sudah sangat larut namun mereka tetap menanti dengan penuh kecintaan. Maka tak salah kalau ada yang merindukan pasti ada yang tak merindukannya. Apa yang pasti adalah ustadz abdul somad telah memikat hati umat islam untuk bersatu maka bagi kelompok lain abdul Somad adalah ustadz yang tak dirindukan
Sort: Trending