UANG lembaran sepuluh ribu rupiah jika kita amati memiliki gambar yang mewakili Palembang, Sumatera Selatan. Selain gambar Sultan Badaruddin, di baliknya ada gambar Rumah Limas yang bisa ditemukan di Museum Balaputra Dewa.
Rumah Limas yang kita lihat di uang tersebut sama persis dengan rumah adat yang kita temui di halaman belakang museum tersebut. Perlu diketahui, rumah yang didirikan sejak 1830, awalnya dimiliki oleh Pangeran Syarif Abdurrahman Al-Habsi dan berakhir di tangan Belanda pada awal abad ke-20.
Setelah sering dipindahkan oleh pemiliknya, pada 1985, rumah ini dipindahkan ke Museum Balaputra Dewa, dan dijadikan museum tersendiri yang diberi nama Museum Rumah Bari. Setelah membayar tiket masuk Museum Balaputra Dewa, sebesar Rp2000, pengunjung bisa bebas masuk ke Rumah Limas.
Rumah Limas ini adalah salah satu situs yang melengkapi isi dari Museum Balaputra Dewa yang memiliki luas 23.565 meter persegi ini. Museum yang bernama lain Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan ini memamerkan koleski peninggalan dari tiga masa, yaitu pra sejarah, pra Sriwijaya, dan masa Sriwijaya.
Kerangka manusia dan hewan purba yang ditemukan di tanah Sumatera Selatan, peralatan manusia di zaman pra sejarah, arca peninggalan zaman Sriwijaya, diorama Keraton Kuto Gawang, mata uang dari zaman Belanda sampai awal kemerdekaan, piringan hitam, topi, sampai senjata kuno dapat ditemukan di sini.
Pengunjung bisa meminta fasilitas pemandu ketika berkunjung ke sana setiap hari (kecuali Senin), dari pukul 09.00 sampai 15.00 (lebih pagi satu jam di Hari Minggu). Atau cukup meminta brosur panduan museum jika ingin menikmati museum tanpa pemandu.
Tempat ini berada di tengah Kota Palembang dan dapat diakses dengan kendaraan umum atau pribadi menuju Jalan Srijaya I No. 288. Di Hari Museum Nasional 12 Oktober ini, tidak ada salahnya jika Anda yang sedang berada di Palembang mampir sejenak ke museum sejarah ini.
ternyata