Mengatasi Anak yang Mengabaikan Nasehat Orang Tuanya

Seiring bertambahnya usia sang anak, tak tertutup kemungkinan sang anak mulai tak mendengarkan nasehat orang tuanya. Tak tertutup kemungkinan juga, sang anak seolah mendengarkan nasehat. Namun, ia sesungguhnya mengabaikannya. Padahal, nasehat orang tua memang sangat penting baginya. Nah, bila anak kita mulai bersikap demikian, bagaimana mengatasinya?Apakah kita mesti memarahinya? Bila sang anak mulai mengabaikan nasehat orang tua, tak tertutup kemungkinan sang anak akan terbiasa melakukannya. Berikut beberapa tips yang dapat kita coba untuk mengatasi anak yang cenderung mengabaikan nasehat orang tuanya.


Gambar 1. Bagaimana Mengatasi Anak yang Mulai Mengabaikan Orang Tua?

Cobalah Berempati atau Pahami Kondisi Psikis Anak Secara Lebih Mendalam.

Kondisi psikis seorang anak sebenarnya mempengaruhi perilakunya. Termasuk juga saat anak mengabaikan nasihat orang tuanya. Ambil contoh, sang anak begitu malas mengerjakan PR matematika. Padahal, kita sudah menasehatinya berulang kali. Untuk mengatasinya, cobalah pahami psikologi anak secara lebih dalam. Misalnya, setelah kita memahami psikis anak, ternyata sang anak tak menyukai pelajaran matematika. Hal inilah yang ternyata menjadi penyebab sang anak begitu malas mengerjakan PR matematika. Nah, kita mesti mencari cara agar sang anak menyukai pelajaran matematika. Misalnya, memberikannya hadiah ataupun makanan kesukaannya setelah sang anak menyelesaikan PR matematika.

Jelaskan Konsekuensi Perilaku Anak Saat Menasehati Anak.

Sang anak belum mampu memahami dampak jangka panjang dari perilaku mereka. Karenanya, mereka biasa melakukan hal-hal yang mereka sukai tanpa memahami konsekuensi perilaku mereka. Karenanya, bila sang anak mengabaikan nasehat kita, jelaskan konsekuensi perilaku mereka secara teas. Misalnya, sang anak malas belajar meskipun kita sudah menasehatinya berkali-kali. Kita jelaskan konsekuensi perilaku mereka misalnya tak belajar tak akan sukses, tak belajar membuat bodoh, tak belajar tak akan naik kelas, dan sebagainya.

Tuturkan Bahasa yang Beraura Positif dan Halus Saat Menasehati.

Secara psikologis, sang anak akan lebih senang mendengarkan tutur kata yang halus dan sopan. Karenanya, saat menasehati anak, tuturkan bahasa yang sopan dan halus. Misalnya, kita lebih baik berkata “Kalau kamu rajin belajar, kamu pasti jadi orang sukses. Papa ingin kamu jadi orang sukses. Ayo semangat belajar” daripada berkata “Kalau kamu malas belajar, kamu pasti jadi orang gagal. Papa tak mau lihat orang gagal. Kamu mau jadi orang gagal?” Bila kita bandingkan, kalimat pertama terasa lebih positif dan halus dibandingkan kalimat kedua. Kalimat pertama pun terasa lebih memotivasi sang anak. Hindari juga menasehati anak dengan nada bicara yang tinggi dan kasar. Sebabnya, biasanya akan mendapatkan ‘perlawanan sengit’ dan banyak bantahan dari sang anak.

Demikian, beberapa tips yang dapat kita coba untuk mengatasi anak yang mulai mengabaikan nasehat orang tuanya. Kesimpulannya, bila sang anak mulai berperilaku mengabaikan nasehat kita, mengatasinya bukanlah hal yang sulit. Ada baiknya juga kita segera mengatasinya. Sebabnya, tak tertutup kemungkinan sang anak akan terbiasa melakukannya. Semoga bermanfaat…

Oleh: Rahadian
([email protected])

Referensi:

Sumber Gambar:

  • http ://maxpixel.freegreatpicture.com/static/photo/1x/Mother-Hug-Love-Son-2600290.jpg

Byteball tebar hadiah. Segera klaim airdrop anda!.

Voting bot @kakibukit: kirim 0.002 - 0.04 SBD + memo = URL, voting setiap 2.4 jam, min ROI 10%, max age 3.5 hari, jenis posting bukan komentar.

Pilih @puncakbukit Sebagai Witness Anda - setiap suara menentukan.

  • Akses halaman Witness Voting.
  • Scroll down sampai bawah.
  • Ketik "puncakbukit" di textbox berikut.
  • Klik tombol "VOTE".
  • Kami akan follow anda.. ;-)
  • My Witness Update

Lihat juga:

Sort:  

Adopsi merupakan kegiatan yang bermanfaat

Posted using Partiko Android

Menarik. Artikel ini bisa menjadi bahan ditengah zaman milenial seperti ini.

Terima kasih. Info ini memang saya butuhkan saat ini.