Doktrin kemiskinan

in #pengamat7 years ago

Ada sebuah ungkapan mengatakan "Dimana ada suara Azan berkumandang disitu pasti terdapat sumber daya alam melimpah" .

akan tetapi salah satu masalah mendasar umat Islam di dunia saat ini adalah kemiskinan. Fakta ini tidak bisa dipungkiri. Hanya segelintir negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, yang cukup makmur dan maju dalam hal perekonomian dan industri.

Itupun kebanyakan karena negara-negara ini (misalnya Brunei atau negara-negara di kawasan Arab Teluk) didukung oleh faktor sumber daya alam yang melimpah. Bukan oleh sumber daya manusianya.

Selebihnya, kebanyakan negara-negara dengan warga mayoritas Muslim rankingnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Contoh nyata, lihat saja Pakistan, Sudan, Mesir, Bangladesh, Afganistan, Albania, Aljazair, Maroko, Mauritania, Chad, Azerbaijan, Sierra Leone, dlsb.

Sementara Indonesia, berdasarkan catatan dari Bank Dunia, meskipun dinilai telah mencapai pertumbuhan ekonomi impresif pasca krisis finansial pada pertengahan 1990-an serta masuk kategori " emerging middle-income country”, masalah kemiskinan masih menghantui negara kepulauan terbesar di dunia ini.

Tentu saja kemiskinan merupakan produk atau akumulasi dari banyak faktor, tidak bisa dijelaskan hanya dari satu sudut pandang saja.

Kemiskinan juga bukan "monopoli” umat Islam saja. Hal ini terjadi dimana-mana: dari Afrika Utara yang mayoritas Muslim sampai Amerika Selatan yang didominasi Kristen (Katolik). Kemiskinan juga menimpa sebagian besar umat manusia di planet bumi ini, baik yang beragama maupun tidak beragama.

Penjelasan ini penting karena ada sebagian orang, termasuk para sarjana, baik di Barat maupun Timur, yang berasumsi bahwa kemiskinan merupakan "hak paten” kaum Muslim saja.

Sumanto al QurtubyIMG20180328140120.jpg

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.dw.com/id/islam-dan-masalah-kemiskinan-di-dunia-muslim/a-36759510

Dan kemiskinan itu adalah keinginan bersama jika ada pun yg menolak maka dia tetap terkena imbasnya karena lebih banyak yg menginginkan dari pada yg menolak secara sungguh sungguh. Jika jumlah yg menolak lebih banyak tentu akan berbeda ceritanya. Jika belum paham dengan apa yg saya maksud silahkan baca postingan saya tentang seberapa pantas daerah anda maju

https://steemit.com/indonesia/@gayocoffeefarm/pantaskah-daerah-anda-maju

Mantap postingan yg berbeda