Seorang dosen, pernah sewaktu tugas belajar ke Jepang. Suatu kali, dalam sebuah perjalanan di MRT, dia asyik bercakap-cakap dengan beberapa temannya sesama orang Indonesia. Karena suara obrolan itu begitu keras dan mengganggu, dia ditegur oleh salah seorang pria. Di Jepang, kita memang tidak bisa ngobrol atau berbicara seenaknya di sarana transportasi umum.
Sayangnya (dan dia belakangan menyesali tindakan ini), narasumber saya itu tidak terima ditegur seperti itu. Terutama karena pria yang sudah separuh baya itu terlihat agak mabuk. Dia yang kala itu masih muda dan "panasan" kemudian membalas teguran itu dengan mengeluarkan nama2 binatang: anjing, babi, kecoak, tikus, dan lainnya.
Uniknya, nama-nama binatang itu diucapkan dalam bahasa Jepang, maksudnya agar pria yang diumpat itu mengerti. Jadi cara mengumpatnya "ala Indonesia", tapi bahasanya Jepang.
Tapi apa yang terjadi? Ternyata pria itu cuma terdiam, tidak menanggapi. Begitu pula dengan seisi gerbong yang menyaksikan kejadian itu juga seolah tak ingin terlibat dalam situasi itu.
Setelah suasana tegang sedikit mereda, seorang ibu agak tua mendekati narasumber saya dan kelompok orang Indonesia ini. Dengan sopan, ibu2 itu mencoba menyampaikan beberapa hal. Dan menurut saya, ini menarik sekali. Kira2 begini kata2nya:
"Halo, kalian bukan orang Jepang ya. Maaf ya, ini terlihat dari kata2 yang diucapkan untuk mengumpat tadi. Nama2 binatang yang disebutkan tadi bukan untuk bahan umpatan. Mereka adalah binatang2 ciptaan Tuhan dan tentunya disayangi Tuhan. Kami, orang Jepang tidak mengumpat dengan kata2 tadi."
Jleb!
Mendengar teguran halus seperti itu, narasumber saya akhirnya cuma bisa terdiam. Dia tidak menyangka, situasinya berbalik dan membuat dia berhasil mempermalukan diri sendiri di muka umum.
Ya, sejak kapan sih kita menjadikan anjing dan semua binatang itu sebagai sebutan untuk menghina? Jika hewan2 itu memang tidak berguna atau keberadaannya hina, kenapa juga mereka dihadirkan ke dunia oleh Penciptanya?
(Diceritakan oleh Cahyo rekan sosmed saya, saat dirinya mewawancari seorang nara sumber yg menceritakan pengalamannya di Jepang).
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by alroyan from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.