Meramu kopi Aceh harus memiliki teknik khusus, tanpa itu meskipun kopinya 'King' juga tidak akan merasakan cita rasa kopi asli. Apalagi, semakin maraknya warung kopi yang menjadikan persaingan warung semakin ketat.
Bagi orang Aceh khususnya, sebagai bangsa yang sudah melekat dengan warung dan kopi, cita rasa sangat diperlukan dalam hal ini. Namun, cita rasa tak cukup mengimbangi persaingan itu, karena kebersihan dan kenyamanan juga menjadi penentu utama bertahannya sang pelanggan.
Banyak warung kopi**, yang memiliki koki hebat dan cita rasa yang tak kalah saing dengan yang lain, terpaksa harus gulung tikar. Hal itu, karena tidak adanya kenyamanan yang dapat dirasakan maksimal oleh para pelanggan, sehingga kenyamanan menjadi pondasi utama dalam perdagangan kopi di Aceh.
Saya diberi kesempatan mempelajari bagaiman meracik kopi secara modern oleh warung kopi drngan nama "Kedai Polem" yang berada di Kota Sigli, Kabupaten Pidie. Ini pengalaman yang sangat menyenangkan dan tentunya akan selalu diingat. Disini saya mempelajari bagaimana meracik berbagai jenis menu kopi yang disajikan kepada pelanggan.
Pastinya tidak bisa saya sebutkan satu persatu, he he he. Maklum saja, namanya aneh-aneh dan susah untuk diingat. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah, semua menu yang ditawarkan, bahan dasarnya dari kopi, kecuali cokelat.
Penasaran, jika kalian ke Pidie, tepatnya di Kota Sigli, jangan lupa singgaj sejenak di Kedai Polem, nikmati ciri khas Aceh yang disajikan sesuai perkembangan jaman.
Haha, belajar meremu kopi apa emang mencari sensasi untuk kepopuleran nya bg, tapi keren tulisan nya loeh bg, haha
Nyan gaya geukheun hai min... Hahahaha
Sekali - kali bisalah Abang traktir alias Free.
bisalah.... apa yang tidak bisa.
Yang penteng status dan fotonya, urusan bisa or ga, Hana masalah. Donk²pun jadi.. Sukses Bro. #aneuk2neuk