Pernikahan bukan menjadi impian terbesar ketika aku mencintaimu. Memilikimu hanya sebuah bayang-bayang semu yang kusembunyikan malu-malu di balik doa bertabir rindu. Dan bersamamu menjadi sebuah momen terindah di antara waktu sibuk dan duniamu dengan dirinya.
Akan tetapi, meski aku banyak mengalah untuk tidak menuntut apa-apa darimu, bisakah kau peduli pada perasaan cemburuku? Hanya orang yang menyayangimu yang mampu menimbulkan cemburu seperti ini. Setiap malam memikirkan apa yang kau lakukan dengannya? Bercumbu mesra ditatap langit yang menjadi selimut bagi dukaku yang menganga. Apakah ia menjagamu dengan baik? Apakah ia siap menjadi guling kesukaanmu? Apakah ia rela terjaga semalaman untuk mengusap dahimu yang dibasahi keringat?
Membayangkannya saja membuatku menangis.
Tentu saja dia akan menjagamu, dia mencintaimu. Menikah denganmu adalah rencana terbesar dalam hidupnya, begitu pula kau yang telah menjatuhkan hatimu padanya, sebelum hati itu kau bagi untukku sedikit namun tidak kau izinkan untuk ditempati. Aku terlantar bagai pengemis. Mengemis cinta, mengemis rindu, mengemis temu dan mengemis sedikit kepedulian. Hanya sedikit sayang. Secuil pun tak apa. Kau bisa hidup dengan hati yang sedikit cacat, namun aku tidak. Karena kau telah menempati seluruh ruang hatiku. Jika kau memasukinya, kau hanya menemukan namamu di setiap dinding dan denyut jantungku hanya melantunkan namanu diselipi tangisku.
Jangan pikir aku tak mencoba untuk mengabaikanmu. Aku mencoba. Aku berusaha keras. Bahkan aku berdoa siang malam agar aku amnesia. Tidak peduli kenangan akan terhapus, aku tersika mencoba mengabaikanmu. Jika dengan hilang ingatan hanya membuatku kosong layaknya botol kaca, tidak bernyawa, itu masih lebih baik daripada jiwaku terisi tapi hanya untuk tersakiti. Melupakanmu, mengabaikanmu dan tidak peduli padamu.
Aku tidak bisa!
AKU TIDAK BISA!
Jangan meminta berulang-ulang hal yang tak akan mampu aku lakukan. Jika segitu inginnya kau membuatku lupa padaku, tikam aku tetap di jantung agar nafasku berhenti tak tertolong untuk mengecap matamu dalam tabir ingatan terakhirku.
Sungguh, menyuruhku melupakanmu hanya menjadi agendaku tiap hari dibarengi dengan rindu. Kenapa melupakan harus sepaket dengan rindu? Apakah Tuhan ingin menguatkan hatiku dari pengaruh dirimu atau Tuhan ingin menghukumku karena mencintaimu. Hukuman yang setimpal untukku yang mendukan hati, dan karena mencintai milik orang lain.
Jika ini hukuman, apakah harus sepanjang ini Tuhan?
Tidak bisakah kau menyatukan kami hingga tak ada dosa di antara dua hati yang telah terisi?
Dan ya, aku tidak pernah meminta kita dipersatukan. Karena aku dan kau sadar sedang bersama siapa saat ini. Tapi biarkan mimpiku untuk tetap mencintaimu abadi selamanya, seperti kau yang selalu menyebut namaku dalam keheningan.
Satu pintaku, untuk tidak pernah melupakan.
Bagaimana sebuah pertemuan telah membawa kita pada takdir Tuhan.
Aku tidak bisa
Jangan pinta untuk kesekian kalinya
Aku hanya wanita jatuh cinta