Kita kembali menyusuri jalan ini. Di keramaian
Orang-orang berlalu-lalang. Aku menatap dua
Anak kecil sedang menjilat gulali. Setelah membeli
Sapu tangan, kita pun tergoda membeli arum manis
Tak ada yang menjual bulan malam ini, tapi
Lampion-lampion bertebaran, menggantung
Di atas kepala kita. Rindu adalah kesiur angin
Di pasar malam dan harum keringat buruh migran
Barangkali kita adalah sepasang turis yang tersesat
Mencari jalan cinta. Berkali-kali gagal mengucapkan
Cinta dengan bahasa Kanton yang tersendat-sendat
Angin turun mengelus jendela apartemen yang tertutup
Kita berdua saja mengunyah arum manis di bawah
Lampion. Lampion adalah kemilau cahaya Asia
Yang menyala di pulau bekas jajahan Britania Raya
Kita kembali menyusuri jalan ini
Dan orang-orang bergegas menjemput sunyi
Depok, 2019