Tatap matanya menaruh harapan, mengiba mengharap jawaban, hatinya bergemuruh dengan berbagai pertanyaan yang tidak dapat ia jawab, antara "ya" atau "tidak".
matanya terus menatapku, dengan sesekali ia tersenyum, membuat aku serba salah, sorotan tajam mata seakan menghujat jantungnya, tiada daya aku untuk membalas tatapan penuh harap, bukan cinta, bukan siapa, hanya dia berharap dariku
Biar saling menatap, tiada penghalang antara dia dan aku, hanya debaran jantung seakan bersaut satu dan lainnya, buru nafas tajam dalam gelora, bukan cinta, hanya nafsu sesat saja.
Tiada jawaban, hanya terdiam, seakan batin saja yang berbicara, saling berharap antara jarak yang tiada batas, hanya berlalu hilang membias tiada rasa asa tiada.
Matangglumpangdua, 29 Juni 2018