Adakah rindu lebih getar dari pada denting pedang? Seperti nyala hujan mengantar petik gigil, ke tulang sumsum yang kian letih menisbahkan doa
Waktu di ambang langit, terbakar di bawah sorot mata merah,
ujung panah yang tak pernah taubat
menghantam ribuan dada,
hingga saban pagi penuh dengan kekalahan
Riwayat yang bagai daun,
adalah sejarah yang tak luput mengabarkan kebinasaan. Seperti kepala yang tumpah di ibukota, dan gang-gang sempit yang amis,
tempat rakyat mengaji hidup dan sabarnya.
Umpama kata yang tak lagi tahu tujuan,
bagai tangan si kecil terlepas dari ibu; peluru yang merenggut senyum bahagia, hingga rikuh merapal pagi yang kehilangan suara burung: pembawa damai dari hutan bambu di Zhejiang.
Adakah hujan ikhlas menjadi dada yang tabah? Ketika derit sepatu menuju perang, lidah tetiba berdoa, sambil melepaskan raga dan menutup mata: kepergian yang begitu basah dan gelap.
Tapi, hanya dia, Qi Jiguang,
yang mampu berkelit dengan maut,
ketika Wokou Jepang datang dalam wajah samurai, yang kilau menebas setiap yang bernadi di perbatasan itu. Seperti mimpi buruk, yang datang bersamaan dengan kepergian.
Bagi Qi, ia adalah keputusan: duel lelaki di geladak kapal saat pecundang memikul malu dengan harakiri, menumpahkan
wibawa di bawah Qi yang konon adalah jembatan penghubung masa lalu dengan saat ini.
Cikini, 2018
COUNTION!!!
Puisi di atas terinspirasi dari sebuah film berjudul God Of War. Film adaptasi dari sebuah novel klasik cina itu terbit pada abad ke-14. Novel itu oleh pelunisnya diberi judul Romance of the Three Kingdoms, sebelum kemudian diadaptasi menjadi sebuah film bergenre aksi-sejarah bajak laut di Cina yang terjadk pada tahun 1557.
Steemian Jakarta, GO!
KSI Chapter Jakarta
- @apilopoly
- @andrianhabibi
- @musismail
- @willyana
- @blogiwank
- @ngartof
- @bagindo
- @mhdsyafriadi
- @ronimarwan
- @imansembada
- @azariatika
- @komando12
- @jaryat
- @imans (menunggu)
- @konakaart
- @ari.keling
- @rayfulmudassir
- @dofaaliza
- @divinnahb
- @imansembada
- @fidaarfah
- @viviehardika
- @batuejourney
- @citrarahman
- @ahmadunyh
Akun Grup Whastapp:
(https://chat.whatsapp.com/6nntswYesuq6kjUdshNXTk)
Buat Steemian yang merasa dirinya telah membuat akun di steemit.com tapi belum tergabung dalam KSI ChapterJakarta, silakan follow link GrupWhatsapp di atas. Link tersebut akan langsung mengintergrasi Steemian ke dalam grup (KHUSUS JAKARTA). Setelah tergabung di dalam grup, silakan isi poin di bawah ini:
Perkenalan diri singkat:
Nama akun:
Facebook:
Twitter:
IG:
Atau, bisa pula menghubungi kami di 081269404123 (Whatsapp).
Setelah baca puisinya langsung buka layar kaca 21. Hahaha. Maklum belom pernah nnton bg hahaah
Nah di layar kaca 21 banyak film. Tapi dah malas buka di situ sekarang Rey. Soalnya nonton harus download dulu. Pingin nonton kok disuruh download. Bikin ribet hahahaha.
Memaknai dari puisinya, sepertinya film God Of War ini sangat rentan dengan perjuangan Qi dalam kehidupan pada ke 14 itu, namun saya belum pernah menonton film ini bang @apilopoly, sasaran empuk saat ini datang ke kos terus cari filmnya yang di kamar bang poltak. Hehehe
Ahahahhaa ga ada di kamar bang Poltak @ronimarwan. Adanya di laptop @andrianhabibi kwkwkwkw
Nah, puisi yang terinspirasi sebuah film. Sedap.......
Sedap itu ngopi mas @imansembada di tempat mas Mahrus. Ada gorengan. Plus Filter menggebu-gebuuuuh ahahhaha.
langsung cusss nonton ke tim
Ga ada di tim man. Film lama ini ahahahaha. Sorry telat balas. Baru ngeh rupanya postingan ini satu pun belum dibalas komennya akwkakka
Mantap @apilopoly.
Coba nonton film India, pasti puisinya mendayu-dayu. Hehehe
Ini puisiku:
Sklian mau film nya ja,heehe
Film lama ini. Ada kok coba search aja di media streaming. Banyak. Hehehe. Makasih sudah mampir.
Haaadooohh God Of War nya di tonton
Malam kemarin. Rencana mau ngetik cerpen. Lihat laptopku rupanya dibawa @topiqo. Lihat punyamu nganggur ya aku pinjem. Pas mau nulis idenya ga datang-datang. Eh, ada film. Jadilah puisi. Hohohohoho.
Piloooo, yang main Zhao Wen Zhuo. Iiiih, suka dia banget!
Iya moms. Seru kalau dia yang meranin ya. Gimana gitu. Ahahhaa.
Biasanya kalau film kolosal begini, nyesek banget nontonnya. Tapi tetap aja suka ditonton.
Btw, puisinya ajib... gara-gara film jadi bias tercipta sebuah puisi, ini menandakan filmnya mengena betul di hati.
Iya kak @fidaarfah. Ngena banget. Perjuangan Qi hebat. Ini adaptasi dari novel legendaris china juga. Jadi pingin beli novelnya.
lebih lanjut dapat di saksikan di sinema-sinema terdekat. cgv, 21, dlll
Ga ada man. Adanya di layar kaca 21. Ahahah. Ini film udah expired.
Mantabb lah pokoke!
ak belom nonton loh film ini.. hihihihi
Nanti bisa nonton di laptop Yun selow.