Dipagi hari seperti biasa di meja kerja terdapat secangkir kopi. Namun kopi telah dingin membuat mulutku tidak ingin menikmatinya. Sepasang mata masuk ke dunia maya.
Kulihat tua renta sedang duduk sebagai terdakwa, matanya seperti sedang mengantuk. Dengan hati gelisah dan pasrah dibelenggu oleh hukum. Kini tak dapat mengeliat tubuhnya dari cengkeraman hukum.
Buah-buah argumentasi hukum telah berbicara. Jiwanya semakin terjepit disertai kulit pucat yang menyelimutinya. Persendian gemetar ingin melawannya namun tak berdaya.
Sebatang palu memukul jiwanya semakin terjepit. Pintu jeruji besi telah buka baginya. Pandangannya telah nanar bagai orang telah buta di dalam kegelapan.