Wahai kawan...
Kita dilahirkan pada rahim beda nama
Sperti yang kau tahu aku trlalu ego menyobek rahimku dan mugkin waktu itu bola matamu masih menguncup
Lantaran masih asik kau bertaruh pada arena mimpi hingga ku ingat lagi kau menaruh mimpimu begitu tiggi ,kau membaca pesanku sebelum pergiLantaran masih asik kau bertaruh pada arena mimpi hingga ku ingat lagi kau menaruh mimpimu begitu tiggi ,kau membaca pesanku sebelum pergi...
Kawan...
Seperti apa rupamu skarang?
Mugkinkah dulu yg mlelag taxa bagiku kmudian mximpanya biar subuh kembali kau petik sbagai santap malaMugkinkah dulu yg mlelag taxa bagiku kmudian mximpanya biar subuh kembali kau petik sbagai santap malam?
Kawan..
Kau perna bilang
Kalau kau pernah mrasahkan malam yg panjang
Ah... Kau menelanya begitu pekat
Aku bangga padamu
Juga ayah dan kakakmu
Masih saja ku ingat
"berikanlah aku 10 pemuda makan akan ku goncagkan dunia"
Kata ayahmu pada pidatonya sewaktu mnjabat di kampung kita
Dan kakakmu,
Dia kren
Aku membanggakanya bukan karena dia brtampag topi dengan bintang yg slalu trpampag di kepalamu
Sperti yg teman teman ku bilag
Tapi dia pria yg palig brani dgn ketidak adilan
Sekarang..
Nyawa ayah dan kakakmu diusung kiamat..