Dan telah dapat aku membaca
Aksara yang kau tuliskan di langit jingga
Dan akan tetap selalu aku memandang
Bait demi bait yang engkau guriskan
Untuk sang mentari di kala siang, juga rembulan di kala malam
Telah dapat aku menuliskan
Walau tanpa nada yang mengalun indah
Juga tanpa syair yang membuai jiwa
Tapi telah dapat aku sampaikan kepada angin
Bahwa telah dapat aku mendegar, sebisik pesan kerinduan dan harapan yang ia sampaikan
Aku kan tetap menjadi embun, yang memayung sejuk di kala engkau kegerahan
Dan aku kan tetap menjadi serinai mentari, di kala engkau tersapa gigil dalam kedinginan
Lalu andai engkau sudah tak lagi di antara panas dan gigilmu
Akupun kan tetap menjadi angin, yang akan selalu ada dalam setiap helaan nafasmu
Keberadaanku bukan hanya untuk kerinduanmu, tapi aku kan ada dalam setiap detak nadimu,
Dan aku kan selalu bersemayam dalam seruang hatimu
Karena aku adalah penopang jiwamu, yang kan selalu ada, tidak hanya saat hangat dan gigilmu,
Tapi aku kan ada juga di saat duka dan bahagiamu
Karena akulah penopangmu