Begitu bodoh diriku
Memahami tutur manismu
Ternyata madu palsu
Sanggup meracuni fikiranku
Kini aku hanya bisa
Meratap didepan dinding kaca
Yang penuh lumpur nista
Hingga nuraniku tak mampu kubaca
Masihkah aku mampu
Menjernihkan mata hatiku
Dengan bening tetes aimataku
Ataukah akan menjadi bayang semu
Yang akan terusmenghantui fikirku
Hingga nafas terakhir dihidupku