Terlahir dari rahin ibu pertiwi
Di ujung pulau ini
Tertatih dari tangan raja-raja
Di didik beribu akhlak dan syariat
Seperti anak buangan
Disegani tapi dimaki
Di beri gelar tapi berkhianat
Disumpah syariat tapi maksiat
Seperti anak buangan
Di jajah di negeri sendiri
Di jarah dari harta sendiri
Ha..hah. hahhh
Kaya diatas kemiskinan
Salah siapa
Aku hanya anak buanga,
Disaat para pemimpin mengisap darah dan nanah dari negeri Acehku
Maka bencana datang
Maka murkanya menghampiri
Salah siapa
Salah ku
Aku hanya anak buangan yang merasakan betapa pahitnya kemurkaan Sang pemilik jagat akibat senyum licik para pemimpin
Asi yang menjadi darah dagingku hanya kemunafikan
Maka pencipta menghempaskan jemarinya, menjemput sahabatnya
Mengirim pendusta ke stasiun neraka
Maka lihatlah dengan hati..
Bukan mata kaki
Tapi masih banyak yang buta
Buta yang tidak ada obatnya
Setelah hancur berkeping-keping, kini kita dapat bangkit dengan
gairah baru dan rahmat yang bertubi-tubi dari sang ilahi..
apa pernah dimaknai dengan nurani????
Apa sudah terbuka mata hati???
Tak perlu kau ingatkan
Tentang kapal tengah laut masuk desa
Bangkainya masih membau
Tak perlu kau ingatkan
Tentang Mesjid di tengah kota mati
Sayup zikir tidak membisu
Tak perlu kau ajak ke makam raksasa
Alamatnya masih dibenakku
Aceh Besar, 13 Desember 2015
Masih ingin membuatNya murka?
Tidak cukup dalamkah teguran yang ditancapkan?
Kau masih saja "lempar batu sembunyi tangan"