Malam di beranda rumah,
aku bercumbu mesra bersama lima huruf yang bernama sunyi.
Agar tak terkesan melankolis,
secangkir kopi hitam pekat mengetuk dengan aroma terindah.
Seketika itu, daya pikir menyembul dan menjelma menjadi kata-kata romantika yang bernama sajak.
Dari sajak aku menantimu, menanti entah siapa yang kunantikan.
Simpang Mamplam, 11 Februari 2018
Sajaknyaa nyentuh banget yaaa. Udah bisa nih yu buat buku👏👏👏
Iya nur, cepat atau lambat. Ditunggu saja 😊
April tunggu buku karya dari abang wahyu kita 💪
Okay april
Mega,juga nunggu buku dari bg Wahyu. 💪