Basuki Abdullah, Jaka Tarub, oil on canvas, 170cm X 255cm
Menulis kata cinta itu gampang,
Segampang membuka baju dan bertelanjang,
Kemudian memekik puas: seolah telah mencapai puncak kemenangan...
Mengucapkan kata rindu itu mudah,
Tunggulah dua-tiga purnama,
Kau akan rindu bercinta,
Jika tak ada? Ah, kau penuh tipu daya:
Beronanilah...
Sayang?
Ah... ah... jangan kau bersenda seolah buta dan tuli,
Cukup kunyah dengan nikmat, sebuah cabai setan hingga terbit ingus dari kedua belah matamu
Seluruh pujangga akan datang,
Menulis membaca sajak syahdu penuh nafsu:
"Oh, anak manusia malang, kau duduk begitu menantang, berikanlah satu isyarat... Aku akan datang menerkam garang, menemani dalam ruang, sehingga kau lupa rasa yang hilang"
Hei... Tunggu bahasamu terlalu kasar,
Seolah tidak bertuhan, apakah kau seorang kafir?
Yang akan menghidangkan kami dalam talam perak penuh dosa?
Ah tidak, aku hanya hantu penari sesuai imajinasi:
Akan menemani jiwa mu,
Dalam balutan sayang, cinta dan rindu
Sebagai pelepas syahwat hakiki: menjadi tu(h)an