Dalam hidup yang dibanggakan.
Hakikatnya menunggu giliran.
Sebab kita semua.
Bagian dari calon pesertanya.
Peristiwa itu tak dapat dihindari.
Dengan menyediakan tempat sembunyi.
Ataupun bertaming besi.
Sebagai pelindung diri.
Walaupun sejauh mungkin berlari.
Sedetikpun tak mengurangi.
Dari sebuah ketetapan.
Yang telah ditentukan.
Renungkan sejenak saja.
Antara fajar berakhir senja.
Dan menguningnya dedaunan.
Di tengah musim keguguran.
Maka.......
Bersihkan cermin jiwa.
Sebelum datang kereta kencana.
Jadi tumpangan raga tak bernyawa.
Mengantar perjalanan akhir dunia...