Selamat siang steemians.. Apa kabar ??
Tidak terasa sudah lima tahun para wakil rakyat yang kita pilih duduk di lembaga yang katanya mewakili kepentingan masyarakat. Bebebrapa waktu ke depan kita akan kembali memilih siapa wakil rakyat kita. Bosan atau suka ? Entahlah. Curhat dong ma !?
Tepat pukul 00.00 tanggal 18 Juli 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah resmi menutup pendaftaran Bakal Calon Anggota Legislatif untuk semua Partai Politik yang menjadi peserta Pemilihan Umum pada tahun 2019. Menurut data KPU ada 16 Partai Politik yang telah ditetapkan menjadi Peserta Pemilu tahun 2019.
[Sumber foto](foto saya pribadi)
Yuk mari sejenak kita putar kembali ingatan kita jauh ke beberapa tahun silam, tepatnya pada tahun 2013 dimana negeri ini mendapatkan rekor baru sebagai negeri yang paling banyak memiliki Partai Politik. Namun sampai dengan saat ini Partai Politik tersebut tidak memberikan dampak signifikan bagi rakyat. Justru negara ini seperti dililit masalah terus menerus karena ulah partai atau kader partainya. Tanpa mengurangi satu dua program yang telah bermanfaat bagi masyarakat dan satu dua menfaat dari kader untuk pemilihnya, namun secara umum kita ketahui bersama bahwa partai politik hanya candu bagi kekuasaan, racun bagi rakyat dan madu bagi yang berduit untuk tampil ke gedung dewan terhormat.
Sahabat steemians..
Kembali kita ke masa awal kemerdekaan, partai politik adalah pertarungan antara orang-orang pintar dan cerdas, loyalis,agamais, nasionalis dan demokratis. Ciri-ciri ini menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih seorang wakil rakyat. Bumbu-bumbu materialis, hedonis dan kedudukan belum begitu berpengaruh. Pelajaran penting dari masa ini adalah benar-benar mengajarkan rakyat dan pribadi calon wakil rakyat itu sendiri tentang arti demokrasi yang sebenarnya. Semboyan demokrasi "dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat" benar-benar terperi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seiring waktu nilai-nilai yang sejak awal diejewantahkan (baca: dibumikan) oleh bapak-bapak bangsa ini justru semakin melangit dan tercabut dari asalnya. "Para apah, kumpulan maop dan Geng Jampok" telah menjadi hantu yang menakutkan dalam demokrasi negeri, mereka melayang-layang diantara kerumunan kepentingan yang bias, menjadikan si miskin sebagai tameng dan tampil sebagai PHP Man (Manusia Pemberi Harapan Palsu). Kita bisa mengkaji berapa banyak manfaat yang mereka berikan terhadap kepentingan umum dan berapa banyak kepentingan pribadinya yang diperoleh. Asumsi ini memang negatif, tapi fakta yang terjadi saat ini memang seperti itulah adanya.
Begitu pula saat ini, menjelang pemilihan umum legislatif, eforia pribadi dan kelompok lebih nampak dari pada semangat dan antusiame masyarakat menghadapi pemilu raya tersebut. Entahlah, banyak alasan keadaan ini terjadi, namun sejatinya alasan tersebut lebih kepada alasan emosional dimana masyarakat merasa muak dan gerah karena keberadaan mereka hanya hadir saat pemilu namun kemudian ditinggalkan, bosan karena kehadiran wakilnya tidak memberi dampak kepada mereka selain hanya sanjungan dan buaian. Seperti dalam Lagu Pengantar Tidur Anggota Dewan
Seperti yang pernah disampaikan oleh @acehpungo tahun 2008 dalam politik blukoh bahwa pada dasarnya masyarakat tidak sedikitpun peduli, siapa yang menjadi pemenang, siapa yang melenggang ke Gedung Terhormat tersebut. Karena bagi rakyat, yang penting adalah, bagaimana dapat hidup tenang, aman dan cukup bahan makanan serta bebas mencari rezeki tanpa diliputi rasa takut. Terhadap hal sederhana ini saja banyak calon anggota dewan atau yang sudah jadi anggota dewan tak memahaminya. kalau saja para calon anggota dewan dan yang mau dipilih lagi, sejatinya melakukan survey terlebih dahulu tentang kehidupan rakyatnya sebelum melaju ke Gedung Wakil Rakyat. Cobalah mendengar dan memahami dari warung ke warung, dari bale ke bale (baca:balai), pergilah ke desa terpencil, tertinggal, terisolir, terpinggirkan, terbelakang, dll serta tinggal di sana,maka akan sangat banyak masukan yang didapatkan serta dapat diperjuangkan di parlemen. tetapi mentalitas ini tidak banyak dipunyai oleh calon wakil rakyat tersebut, sehingga menamakannya dengan maop, apah dan jampok bukanlah berlebihan.
Sekali lagi, pandangan ini memang cenderung negatif, sekedar naratif, namun tulisan ini intinya hanya ingin menggugah hati para calon wakil rakyat agar tidak lupa, anggaplah tulisan ini cemeti semangat mereka untuk menjadikan ajang pemilihan ini sebagai ladang amal bukan bangsal cuap-cuap lalu menghilang setelah terpilih, layaknya makhluk halus seperti apah, seperti maop dan tak ubahnya jampok yang stelah bersuara lalu hilang entah kemana dan meninggalkan rasa takut, rasa tidak percaya. Karena ini tidak baik untuk tunas-tunas demokrasi pada masa yang akan datang.
Buat para calon wakil rakyat.
Buat kamu yang bakal menjadi terhormat.
Hadirlah dalam masyarakat setiap saat.
Bukan seperti buang hajat yang nikmat.
Lalu kautinggalkan aroma yang menyengat.
Terakhir, tulisan ini bukan mau mengajarkan untuk pesimis atau menganggap bahwa di negeri ini tidak ada lagi calon wakil rakyat yang kompeten dan layak menjadi wakil rakyat, justru sebaliknya tulisan ini tanda tantangan bahwa jika ada yang berbuat sebaliknya dan mendapatkan kesempatan besar menjadi wakil rakyat maka itulah bukti ketidakbenaran tulisan ini. Kepada para penghantar, simpatisan dan suppoter kenalilah pilihanmu dan objektiflah dalam memilih.
Buatmu para sang pemilih.
Gunakan hati dan nalarmu yang bersih.
Jangan mau diimingi-imingi dalam memilih.
Karena 5 tahun bagimu akan sangat perih.
Seperti luka yang tak mungkin pulih.
Semoga tulisan ini bermanfaat, segala kritikan dan masukan harap ditinggalkan di kolom komentar. Apabila ada manfaat, silahkan di vote dan resteem.
Salam dari kami Steemian Aceh Jaya #ksi chapter aceh jaya.
Ketua @nuryriana @vawzyaa @darmacanaya @muhammadrivaldy @chairiramli @hamdanirz @rizkimuammar @yusufbaruna @yusranzam @nurm @seumalu @hendrayana
For Community Discord please join here
Join eSteem Discord
Join Steemit Indonesian Community Discord
Join Silentzen Discord
Join sevenfingers discord
Join steemgigs discord
Thanks for visiting my blog, my best regard
@khaimi
No Sen, No Can.
No Peng, No Cut.
Haha
Maop makhluk yang selalu menjadi momok bg anak kecil, tapi siapakah yang pernah melihat makhluk tanpa bentuk ini.
Belum ada,, namun perumpamaannya sebagai momok bagi anak kecil, cukup menjadi perwakilan kata bagi para caleg yang hanya hadir saat menjelang pemilihan.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by khaimi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.