Suriah: Perang Perebutan Jalur Pipa Migas (Terjemahan)

in #politics7 years ago (edited)

Artikel ini terjemahan dari artikel asli berbahasa Inggris "Syria: Ultimate Pipelineistan War" karya penulis nyentrik Pepe Escobar 2015 lalu. Ini bukanlah terjemahan resmi, sekedar interpretasi saya dengan tujuan menyebarluaskan informasi ke pembaca Indonesia yang kesulitan mengakses bahasa asing. Sangat tidak disarankan mengutip tulisan ini untuk tujuan penulisan ilmiah. Mohon merujuk langsung ke sumber aslinya. Terima kasih!

✻ ✻ ✻

Sumber

Perang Suriah adalah perang energi. Dengan inti masalah yang menampilkan ganasnya persaingan geopolitik di antara dua proposal proyek jaringan pipa migas. Ini adalah puncak perang Pipelinestan, atau perebutan jalur pipa migas, istilah yang saya buat sejak lama untuk medan perang energi antar imperialis abad ke-21.

Kisah ini dimulai pada 2009, ketika Qatar mengajukan usulan ke Damaskus terkait rencana pembangunan pipa migas dari lokasi eksploitasi "North Field" miliknya — bersebelahan dengan titik eksploitasi migas "South Pars" milik Iran — menuju Uni Eropa dengan melintasi Arab Saudi, Yordania, Suriah serta Turki.

Alih-alih menerima, Damaskus pada 2010 justru memilih sebuah proyek pesaing, yaitu proyek jalur pipa migas senilai US$10 Miliar yang menghubungkan Iran-Irak-Syria, dikenal sebagai proyek jalur pipa migas Islam. Kesepakatan itu secara resmi diumumkan pada Juli 2011, ketika konflik Suriah sudah berjalan. Pada 2012, sebuah Memorandum of Understanding (MoU) ditandatangani dengan Iran.

Hingga masa sebelumnya, Suriah tidak dihiraukan, secara geo-strategis, karena tidak memiliki cadangan minyak dan gas sebanyak negara-negara teluk yang tergabung dalam GCC atau Dewan Kerjasama Teluk. Tapi orang dalam industri ini tahu benar arti penting Suriah sebagai koridor energi regional. Nantinya, nilai lokasi strategis Suriah akan semakin meningkat, seiring penemuan potensi minyak dan gas lepas pantai dalam jumlah yang meyakinkan.
img
Sumber

Iran pada dasarnya adalah negara penghasil migas yang mapan. Suara gemuruh parlemen Uni Eropa di Brussels — meski belum mampu menghasilkan kebijakan energi Eropa bersatu sejak 10 tahun lalu — hampir tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya atas jalur pipa migas Islam tersebut; ia bisa jadi strategi ideal untuk melakukan diversifikasi (ketergantungan) dari Gazprom. Namun Iran berada di bawah sanksi AS dan Uni Eropa terkait masalah nuklir.

Hal itu pada akhirnya menjadi alasan strategis utama, setidaknya bagi negara-negara Eropa, untuk mencari solusi diplomatik terhadap kasus nuklir Iran; dengan anggapan sebuah negara Iran yang sudah "direhabilitasi dari kasus Nuklir" (oleh Barat) bisa menjadi sumber energi utama (aman) bagi Uni Eropa.

Namun, dari sudut pandang Washington, masalah geostrategis (barat) masihlah menggelayut: yaitu bagaimana menghancurkan aliansi Tehran-Damaskus. Dan pada akhirnya, bagaimana memecah aliansi Tehran-Moskow.

Obsesi Washington untuk menyingkirkan Presiden Assad diumpamakan bagai hydra berkepala banyak. Termasuk didalamnya upaya merusak aliansi Rusia-Iran-Irak-Syria (sekarang dikenal sebagai aliansi 4+1 yang sangat berpengaruh, termasuk Hizbullah, yang secara aktif memerangi semua jejaring Jihadis Salafi di Suriah). Serta upaya mengisolasi koordinasi energi di antara mereka (4+1), demi keuntungan negara klien/bawahan petrodollar di teluk yang terkait erat dengan raksasa energi AS.

Dengan demikian, strategi Washington sejauh ini bak kata pepatah berupa menyuntikkan logika "Empire of Chaos" atau menciptakan suasana negara yang penuh kekacauan ke Syria; menyulut api kekacauan di dalam negeri, sebuah operasi yang telah direncanakan oleh CIA, Arab Saudi dan Qatar, dengan hasil akhir pergantian rezim di Damaskus.
Syria: Ultimate Pipelineistan War
Sumber

Rencana jalur pipa migas Iran-Irak-Syria adalah hal yang tidak dapat diterima di Beltway, bukan saja karena merugikan negara mitra AS, tapi yang terpenting adalah karena dalam istilah perang mata uang ia akan melompati sistem petrodolar. Gas Iran dari South Pars akan diperdagangkan dengan sekeranjang mata uang alternatif diluar dollar.

Senada dengan itu adalah gagasan yang menyesatkan, yang masih banyak dipercayai di Beltway, bahwa jalur pipa ini bermakna kendali lebih jauh Rusia terhadap aliran gas dari Iran, Laut Kaspia dan Asia Tengah. Ini bohong. Karena meski Gazprom telah menyatakan mereka tertarik pada beberapa aspek kesepakatan dari rencana ini, tapi pada dasarnya ini adalah proyek milik Iran. Bahkan sebenarnya, pipa ini akan merupakan alternatif dari jalur Gazprom.

Namun tetap saja, posisi pemerintahan Obama tetap mendukung rencana jalur pipa Qatar sebagai cara "menyeimbangkan posisinya terhadap Iran" dan pada saat yang sama "mendiversifikasi pasokan gas Eropa dari Rusia." Jadi, baik Iran maupun Rusia dikonfigurasi sebagai "musuh."

Turki di persimpangan jalan

Proyek jalur pipa migas Qatar yang dipimpin oleh perusahaan Qatar Petroleum, diduga berhasil menggoda berbagai macam orang Eropa, dengan pertimbangan tekanan AS yang luas dan lobi Qatar yang kuat di kota-kota utama Eropa. Jalur pipa migas itu sebagai pelapis dari beberapa rute jalur migas Nabucco yang terkenal dan sekarang tidak berfungsi, sebuah proyek yang sebelumnya berkantor pusat di Wina.
img
Sumber

Jadi secara tersirat, sejak awal, Uni Eropa sebenarnya mendukung dorongan menuju pergantian rezim di Damaskus — sejauh ini mungkin menyebabkan kerugian setidaknya US$ 4 Miliar bagi Arab Saudi dan Qatar (dan terus bertambah). Skema ini sangat mirip dengan gerakan jihad Afghanistan tahun 1980-an; negara-negara Arab membiayai/mempersenjatai sekelompok jihadis/tentara bayaran multinasional, dibantu oleh negara perantara strategis (Pakistan dalam kasus Afghanistan, Turki dalam kasus Suriah), hanya saja sekarang kasusnya melawan secara langsung sebuah republik Arab sekuler.

Tentu saja Ini menjadi semakin kasar, dengan keterlibatan AS, Inggris, Prancis dan Israel yang secara progresif melakukan pengiriman-cepat seluruh bentuk operasi tertutup yang mengistimewakan pemberontak "moderat" dan jikapun tidak, selalu menargetkan pergantian rezim.

Permainan pun kini berkembang lebih dahsyat, dengan penemuan terakhir kekayaan gas lepas pantai sepanjang Mediterania Timur — di lepas pantai Israel, Palestina, Siprus, Turki, Mesir, Suriah, dan Lebanon. Keseluruhan wilayah ini diduga mengandung 1,7 miliar barel minyak dan hingga 122 triliun kaki kubik gas alam. Dan itu bisa jadi baru sekitar sepertiga dari total kekayaan bahan bakar fosil yang belum ditemukan di kawasan Levantin (sebutan untuk Mediterania timur).

Dari sudut pandang Washington, tujuan permainan ini jelas: mencoba mengisolasi Rusia, Iran dan "rezim yang belum berubah" di Suriah sebanyak mungkin dari tambang emas energi baru di Timur Tengah.

Dan ini menghantarkan kita ke Turki — sekarang berada di garis api Moskow setelah insiden penembakan pesawat tempur Su-24.

Ambisi Ankara, lebih tepatnya obsesi sebenarnya, adalah memposisikan Turki sebagai persimpangan suplai energi utama untuk seluruh Uni Eropa: 1) Sebagai pusat transit gas dari Iran, Asia Tengah dan, sampai sekarang, Rusia (asupan gas untuk pipa Turki masih ditangguhkan, belum dibatalkan). 2) Sebagai pusat kegiatan bagi usaha-usaha penemuan gas di Mediterania Timur. 3) Dan sebagai pusat kegiatan importasi gas dari pemerintah otonom Kurdistan di Irak utara.

Turki memainkan peran kunci sebagai persimpangan energi dalam proyek pipa Qatar. Tapi penting untuk selalu diingat bahwa jaringan pipa Qatar tidak mesti pula melalui Suriah dan Turki. Dengan mudah bisa menyeberangi Arab Saudi, Laut Merah, Mesir dan mencapai Mediterania Timur.

Jadi dalam gambaran besarnya, dari sudut pandang Washington, yang paling penting, sekali lagi, adalah "mengisolasi" Iran dari Eropa. Permainan Washington disini adalah dengan memberi hak istimewa kepada Qatar sebagai sumber gas, bukan Iran, serta Turki sebagai hub bagi diversifikasi Uni Eropa dari ketergantungan terhadap Gazprom selama ini.

Ini adalah logika yang sama di balik pembangunan pipa migas Baku-Tblisi-Ceyhan (BTC) yang mahal, yang difasilitasi di Azerbaijan secara langsung oleh Zbigniew Brzezinski (penulis buku terkenal "The Grand Chessboard", 1997).

Sebagaimana proses berdirinya, prospek untuk kedua jaringan pipa migas tersebut suram. Proses perdamaian di Wina terkait konflik Suriah tampaknya tidak akan membuahkan hasil apapun sepanjang Riyadh bersikeras untuk tetap mempersenjatai daftar teroris, sementara Ankara terus membiarkan arus jihadis melintasi perbatasan saat melakukan bisnis licik dengan minyak curian dari Suriah.

Yang pasti, secara geo-ekonomi, perang di Suriah jauh melampaui perang saudara; ini adalah permainan kekuatan perebutan jalur pipa migas yang ganas di atas papan catur yang kompleks dan memusingkan, dimana hadiah besarnya akan menentukan pemenang besar dalam perang energi abad ke-21.

*Pepe Escobar adalah seorang analis geopolitik independen
DQmdgVdaZDyVWz98hw9569eHh6kiE66XF61R1ppogQiMmbg-2.jpeg

Sort:  

Congratulations @rshahputra! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

The @OriginalWorks bot has determined this post by @rshahputra to be original material and upvoted it!

ezgif.com-resize.gif

To call @OriginalWorks, simply reply to any post with @originalworks or !originalworks in your message!

analisis menarik untuk kontekstual timur tengah skrg bg.