Hingga pertengahan tahun 2018 ini perang kata antara pendukung Jokowi dengan pendukung oposisi masih terus bergulir dan makin panas saja. Setiap saat. Ribut terus!
Baru-baru ini, pasca lagu #2019gantipresiden resmi meluncur di media daring, berbagai komentar pun membabi-buta. Biasa, mendukung dan menghujat. Bukan perang argumen, kadang malah komentar-komentar tak berisi dan kerap bermain di isu agama. Itu sungguh tidak baik!
Selain lagu itu, ada pula banner yang berisi pesan-pesan konyol. Salah satunya ini.
Waw! Sangat berfaedah!
Munculnya spanduk seperti itu sungguh bisa bikin riuh dunia maya dalam waktu sangat cepat. Kedua pihak saling hujat dan saling menampakkan bahwa mereka paling benar. Bahwa merekalah paling tau segalanya.
Gaes, mau tetap dukung presiden yang sekarang atau mau milih yang lain di tahun 2019 nanti ya silakan aja. Semua sudah diatur dalam undang-undang. Semua punya hak. Semua berhak. Tapi kudu cerdas dong dalam berpolitik. Lu suka ini dan ga suka itu sesungguhnya wajar saja, yang kurang ajar itu kok sampe pukimak kayak gitu tiap hari ributin hal yang ga penting kali buat dibahas seserius itu.
Perang spanduk berlanjut kayak gini, ini spanduk baru. Dalam bulan Ramadhan yang suci ini. Disaat orang-orang harusnya tenang dan bahagia dalam perjalanan pulang ke kampung halaman, dunia maya dihebohkan dengan spanduk “Tol Pak Jokowi”
Heheheheh.. nama jalan harusnya diberikan untuk orang yang sudah tidak ada lagi, bukan? Setahu aing sih biasanya kaya gitu. Ada orang berjasa di masa lampau, terus sebagai penghargaan namanya dikasih nama jalan. Heheh.. oke, bukan itu yang penting tuk dibicarakan.
Jadi dulu oposisi selalu berkampanye soal Jokowi antek asing dan aseng. Jokowi ngutang ke China buat bikin itu jalan. Pekerja juga diangkut dari China, duitnya dari pengembang yang juga China. Pokoknya salah aja Jokowi di mata musuhnya.
Munculnya spanduk kayak gitu disambut marah dan dengki lagi oleh lawan politik Jokowi. “Mana ada itu Tol Jokowi, itu dibangun bukan dari uang pribadi Jokowi. Itu dari pajak rakyat. Jadi tol itu punya rakyat bukan milik Jokowi!,” begitulah komentar seorang politisi salah satu partai besar di Indonesia. Heuheu.. dia dulu sering twit kalau Jokowi banyak utang untuk bikin tol. Ngutang disuruh bayar sama rakyat. Eee.. Pas muncul spanduk begitu baru mengakui tol itu dibangun dari uang rakyat. Baru dia marah-marah ke pendukung Jokowi.
Tidak ada yang hakiki dalam politik kecuali kejahatan. Berlawanan? Silakan. Tapi jangan sampe menjadi bodoh.
Lagian jabatan itu tidak abadi. Tidak kekal. Semua orang punyak hak yang sama di mata hukum. Kalau mau dukung Jokowi di pilpres 2019 silakan saja. Yang ngak dukung juga silakan. Tapi berhentilah perang yang sejatinya bikin kalian kayak punya otak tapi cuma tempurung. Isinya kosong.
Pelajari sejarah, jangan asbun. Bahkan sejak Indonesia merdeka dan bisa bikin begitu banyak jalan tol, baru sekarang ada yang menyebut "Tol Jokowi". Kalian ga akan pernah menemukan hal itu di era Soeharto, Megawati, Gus Dur atau SBY. Kalian norak!
Jika pun Jokowi berhasil membangun infrastruktur di sana sini dengan bagus dan tepat waktu, maka gaungkan hal itu dengan lebih baik dan elegant. Bahwa dengan revolusi metal Jokowi telah berhasil bikin ini dan itu. Bukan kampanye norak kayak gitu.
Ah,udahlah.
Nikmatilah sisa Ramadhan ini dengan baik. Politik itu penting. Tapi kalau kalian tidak siap berpolitik justru hanya akan bikin kalian kelihatan dungu dan bengak!
Intinya, met mudik lebaran, Bang! 😁
Congratulations @vanroem! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!