Sore hari, belasan anak-anak asik bermain bola kaki di tanah lapang karena surutnya air laut, dimana tanah yang tidak ditumbuhi pohon bakau di pinggiran Kota yang dijuluki kota seribu satu warung kopi. Pantai dikelilingi pohon bakau dimana ada tanah lapang disitulah jadi lapangan bola kaki bagi mereka untuk mengisi waktu sore bersama kawan sebayanya.
Pemandangan itu mewakili sebuah pernyataan tiada lahan lagi bagi anak-anak Kota untuk bermain bola seperti dalam sebuah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi legandaris bung Iwan Fals yang dirilis pada tahun 1992 dengan judul mereke ada di jalan . Mungkin lagu tersebut terinspirasi dari kisah anak-anak Jakarta pada tahun 1992 yang menjadikan jalan belum jadi sebagai lapangan bola untuk bermain sikulit bundar.
Kisah yang dulu terjadi di kota besar Jakarta kini terjadi juga di Ibu kota Aceh seiring perubahan pembangunan ibukota. Main bola jadi barang yang mahal, hanya mampu bagi mereka yang punya uang saja. Walau demikian tak menyurutkan semangat anak-anak pinggiran kota untuk bermain kulit bundar meski pasang air laut hampir menengelamkan tanah lapang di sela-sela pohon bakau.
Pertumbuhan pembangunan ibukota Aceh semakin maju, hampir tak ada lagi tanah lapang. Lapangan futsalpun tercipta tentu itu tidak gratis untuk bermain bola ala mewah. Bagi anak dari keluarga sederhana seusia anak SD tentu sulit menginjak kaki di lapangan ala mewah seperti futsal itu.
Di sela-sela pohon bakau diantara perahu nelayan semangat dan keceriaan mereka terlihat seakan mengalahkan serunya lampangan bola kaki sebenarnya, inilah potret kecil sempitnya lahan untuk bermain sehingga banyak anak-anak yang memilih bermain games online di warnet-warnet yang banyak tersedia di setiap sudut kota sehingga lunturnya interaksi sosial secara nyata.
Good ...
thanks
anak kota selawet ini main bolanya di android
asliiii...
sepak bola anak jaman now!!!
memang kebawa dunia medern..
huuhh..
belum lagi main di PS ya?
hahhaha
Sepakbola yang sesungguhnya... masih murni dan belum tersentuh semangat industri.
ya bang @sangdiyus
sekarang pemandangan itu hanya bisa kita lihat di kampung-kampung pedalaman yang belum tersentuh moderenisasi dan sengat industri...!!
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by tompi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.