Orang tua berperan sebagai sebagai pembentuk karakter dan pola pikir dan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat dimana anak-anaknya pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma. Walaupun di dalam keluarga tidak terdapat rumusan kurikulum dan program resmi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat potensial dan mendasar.
Perhatian juga diberikan orang tua agar anaknya mendapatkan prestasi di sekolahnya dan kelak dapat tercapai cita-cita anaknya selain itu anaknya agar mampu menjadi pribadi yang mandiri. Bimbingan dan perhatian dari orang tua sangat diperlukan oleh anaknya dalam proses pencapaian prestasi belajarnya, Jadi dengan kata lain, perhatian orang tua merupakan faktor utama dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik anaknya di kalangan keluarga sehingga anaknya menjadi generasi penerus yang lebih baik. Perhatian dan teladan orang tua akan dicontoh anak-anaknya dalam pembentukan karakter anaknya. Orang tua sebagai pengasuh dan bertanggung jawab penuh kepada anaknya baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.
Adapun beberapa bentuk pengawasan orang tua terhadap anaknya, seperti selalu berkomunikasi kepada anak, agar tahu perkembangan anak, dan anak pun tidak sungkan mau bercerita kepada Orang Tua apa yang terjadi dilingkungan sekolahnya, teman-temannya, dengan begitu orang tua bisa memberikan masukan, motivasi, nasihat yang berguna kepada anak. Orangtua sedapat mungkin harus melakukan pendekatan terhadap anak-anaknya. Sehingga tidak ada jarak antara orangtua dengan anak, sekaligus pada kesempatan tersebut orangtua bisa menyisipkan bagaimana dampak negatif.
Selanjutnya peran guru di sekolah juga cukup manjur untuk memberikan arahan pemikiran bagi anak didik agar tidak melakukan penyimpangan seksualitas.
Juga dengan memperkuat ilmu agama di kalangan anak didik sehingga mereka benar-benar memahami bahwa penyimpangan yang dilakukan menjadi sebuah kejahatan atau dosa.
Pergaulan Remaja
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif.Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
II. Pentingnya pergaulan untuk remaja
Jika kau berkumpul dengan penjual minyak wangi maka kau akan berbau wangi. Jika kau berkumpul dengan penjual ikan maka kau akan berbau ikan. Begitulah perumpamaan betapa pentingnya memilih pergaulan.Berkumpul dengan ilmuwan kita menjadi pintar. Berkumpul dengan pecundang kita akan menjadi pecundang pula.
Manusia memiliki naluri mengikuti dan meniru perilaku dan ucapan orang yang berada disekitarnya.Oleh karena itu, watak atau sifat manusia terbentuk dari lingkungan dan pergaulan.Manusia mulai bisa mendengar ketika masih berupa janin dalam kandungan yang berusia 4 bulan.Makanya bagi seorang ibu waktu hamil disarankan berkelakuan, berucap dan mendengarkan suara yang baik agar bayi yang dilahirkan terbentuk wataknya sesuai dengan masukan dari orang tua.
Sebuah nasehat mengatakan rumahmu adalah sekolahanmu, orang tuamu adalah gurumu.Dari kata-kata singkat penuh arti tersebut, jelas bahwa sekolah pertama dan utama dalam hidup adalah lingkungan di rumah. Kelakuan kedua orang tua akan ditiru oleh anaknya. Setelah lulus berguru dari orang tua, sekolah lanjutannya adalah pergaulan. Jadi manusia itu secara gen anak produk dari kedua orang tua. Namun secara perilaku anak produk dari lingkungan atau pergaulannya.Sifat atau watak kita juga terbentuk dari dua lingkungan tersebut. Sebaik-baiknya sifat orang tua kalau lingkungan pergaulannya buruk maka si anak akan berwatak buruk, begitu juga sebaliknya.
Dalam ketiga bahasan di atas pergaualan dalam lingkungan remaja yaitu sekolah ataupun lingkungan rumah mempengaruhi pola pikir dan cara mereka hidup , jadi remaja di haruskan untuk bisa memilih pergaulan agar tidak salah langkah.
Hal-hal yang mempengaruhi pergaulan
Terdapat banyak Faktor yang mempengaruhi pergaulan dalam lingkungan keluarga :
A. Orang Tua
Peran keluarga amatlah penting dalam memberikan pengarahan, karena orang tua itu sangat besar pengaruhnya terhadap pergaulan anaknya. Jika orang tuanya mengajarkan yang baik-baik, misalnya tatakrama, pengetahuan agama, sopan santun, dan lain lain maka anak tersebut akan nenerapkan juga di lingkungan luarnya dan ia pun mencari pergaulan yang hamper sama dengan lingkungan keluarganya. Sedangkan sebaliknya jika orang tua mengajarkan yang tidak baik kepada anaknya maka anaknya tersebut akan terpengaruh dan mengikuti orang tuanya yaitu berperilaku buruk karena ada pepatah bilang “ buah itu jatuh tidak jauh dari pohonya “, oleh karena itu jika orang tuanya baik anaknya pun akan baik dan begitu sebaiknya.
Tetapi walaupun perhatian keluarga/ orang tua sangat penting, orang tua pun terlalu keras terhadap anaknya karena dengan begitu mungkin anak pun akan jenuh dengan perhatian orang tua yang berlebihan dan mungkin agak keras jadi sebaiknya keluarga / orang tua memberikan perhatian yang wajar-wajar saja tidak berlebihan tetapi juga tidak membebaskan pergaulan anak remajanya., (adanya umpan timbal balik , yaitu dimana jika orang tua memberikan kasih sayang maka anaknya pun akan memberikan kasih sayang kepada orang tuanya ) setiap orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga anaknya anaknya karena sudah menjadi menjadi kodratnya penjagaan di sini dimaksudkan mengawasi bukan membatasi setiap sesuatu yang dilakukan di masa kekanak-kanakan, jika mereka dibatasi pergaulan nya ditakutkan akan berpengaruh kepada sosialisasi mereka di masa mendatang telah banyak kita melihat contoh yang terjadi di masyarakat perkotaan kurang peduli terhadap sesama
B. Saudara
Adik atau kakak juga memiliki peran serta dalam mempengerahui pergaulan, contohnya seorang kakak berperilaku yang tidak baik dalam hal sering membolos saat sekolah, berbohong kepada keluarga maka seorang adik yang melihat kakaknya seperti itu akan mengikuti perilaku yang buruk juga seperti kakanya. Begitu juga saudara sepupu yang tinggal satu rumah, mungkin akan berperlikau yang sama jika tidak ada peran kontrol orang tua dalam pergaulan.Oleh karena itu, sebagai saudara yang lebih tua, dalam hal ini kakak sebaiknya memberikan contoh yang baik buat adiknya. Tidak hanya itu tapi mereka juga berfungsi sebagai orang tuanya jika mereka telah tiada dalam hukum Islam ditegaskan yang menjadi wali nikah terhadap perempuan yang tidak ada orang tuanya lagi yaitu saudara kandungnya yang laki-laki Kalau tidak ada mereka barulah pamannya yang menjadi wali ini semua sudah menjadi keputusan Syariah meskipun sekarang ini banyak hukum yang telah berubah akibat kemajuan zaman banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan Islam hanya berkedok Islam saja mereka semua hanya mempelajari Islam untuk mencari kelemahan nya saja jika hukum Islam yang telah terdahulu ditetapkan syariat tidak sesuai dengan pemikiran maka akan digantikan dengan yang sesuai dengan pemikiran mereka
C. Lingkungan
Lingkungan dalam pergaulan remaja ini pun tak kalah pentingya dengan keluarga, jika remaja tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang buruk maka ia akan terbawa buruk juga misalnya remaja tersebut hidup di lingkungan yang kebanyakan orang –orangnya selalu berbuat yang tidak baik misalnya berjudi bisa jadi anak tersebut akan terpengaruh pergaulan yang seperti itu akan tetapi sebaliknya jika anak tersebut tinggal dan bergaul di lingkungan yang baik maka anak tersebut secara tidak langsung akan mengikuti perilaku baik tersebut Meskipun tidak menutup kemungkinan seseorang berkekuatan baik berada di seputaran kemaksiatan,, ini bagaikan bunga mawar di dalam tong sampah
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://atesbudiartokonselor.blogspot.com/2015/10/pengaruh-pergaulan-remaja.html