Karena postingan yang banyak dilirik para whale dalam sebulanan ini adalah postingan berbau meet up, aku yang agak jarang ikut serta di dalamnya harus bersiasat. Bukan kenapa, ini tak lain sebab postingan-postinganku yang hampir semuanya tak ada sangkut paut meet up kulihat makin meukulat saja. Nah, membiarkan postingan steemit berjamur sendiri tanpa kena upvote para bangsawan steem power, itu sama halnya seperti memupuk berbagai penyakit hati tumbuh subur dalam benak dan pikiran. Bukankah kita selalu curiga dan berburuk sangka ketika mendapati postingan cuma punya reward 0.006 belaka?
Untuk menjalankan siasat seperti kusebut di atas, aku terlebih dahulu mencoba cari paham apa itu meet up. Setelah buka kamus, tanya-tanya pada @senja.jingga dan @only.home, kusimpulkan bahasa Indonesia meet up adalah kumpul-kumpul. Dalam bahasa ibu, meet up bolehlah disebut meusapat. Atau karena pada ubena acara meet up yang pernah kuhadiri ada sub-acara makan-makan di dalamnya maka kata dalam bahasa ibu paling cocok untuk mengartikannya adalah meuramien.
Setelah paham benar apa itu meet up dan kemudian bisa kubahasakan dengan bahasa ibu yang kupunya. Berkenaan dengan platform steemit, berkaitan dengan promo steemit. Atau biar lebih jelas—terus terang; agar postinganku nanti ketiban vote para bangsawan steem power yang siapa saja melakukan itu akan kusebut ianya bangsawan dermawan. Aku pun melakukan hal yang sama dengan para steemian yang meraup banyak vote besar-besar oleh karena telah menyelenggarakan meet up steemit.
Hanya saja aku cukup mawas diri. Ukuran pergaulanku kecil saja, lingkaran perkenalanku pun cukup mini. Di steemit aku tak ubahnya seperempat butir debu di antara para bongkahan batu. Ditambah tak punya legitimasi apa-apa menyangkut komunitas steemit tertentu. Sudah pasti aku harus tahu diri bahwa mengundang orang-orang melakukan meet up steemit bersamaku sangat-sangat musykil adanya. “Memangnya kau ini siapa?” Adalah pertanyaan yang kutakuti akan muncul tepat di pintu masuk gendang telinga sementara aku tak punya modal apa-apa untuk sekadar balas membusungkan dada.
Memikirkan keterbatasan ini aku sempat pusing tujuh per tujuh keliling. Konon lagi mengingat sekiranya aku bersikeras bikin saja meet up dengan segala keterbatasan itu, urusan lain yang akan sangat membebani adalah; aku akan bikin di mana? Aku tercenung. Bingung. Linglung. Tapi yang namanya kata beruntung, kupikir, memang selalu berpihak kepada orang-orang bermodal tekad dan itikad belaka. Bagi merekalah kata beruntung bekerja, mewujudkan dirinya dalam bentuk yang tak disangka-sangka. Hingga untuk kasusku ia muncul membawa ide yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Beruntunglah mereka selalu yang punya tekad dan itikad lebih-lebih kepada mereka yang agak sedikit nekat.
Oleh sebab tekad telah bulat, aku terpikir untuk melakukan meet up promo steemit secara sederhana. Mengambil tempat pertemuan di satu aula yang ada dalam pikiranku sendiri, orang-orang yang kuundang terbatas saja. Yaitu mereka yang benar-benar telah kukenal baik luar dalam, termasuk bagaimana jalan pikiran per pribadi masing-masing mereka. Urutan nama undangan untuk hadir di acara paling bajik yang pernah terpikirkan ini adalah: 1. Setnov, 2. Rapala bin Ramunee, 3. Nilamiah binti Rangkubee, 4. Donat Tram Vagimbing, dan satu lagi; 5. Praka Sepayung.
Persoalan minim dana adalah alasan kenapa dalam meet up promo steemit kepada setengah lusin orang itu sama sekali tidak mengakomodir makan besar. Meski telah kurencanakan meet up ini akan berlangsung secara marathon selama sepekan, tetap kuwanti-wanti pada enam orang undangan itu bahwa urusan perut dan sedikit di bawah perut tak pernah ditanggung panitia. Itu jelas tercetak di poster undangan—tidak terlampir, dan sebagai ganti: kopi dan air mineral sudah pasti. Sekadar kudapan kusiapkan bernampan-nampan spoteker, yang dibuat oleh tangan-tangan terbaik di seluruh Banda Aceh.
Sepekan acara meet up yang berlangsung secara marathon tanpa putus-putus kecuali ishoma kugagas bukan karena ingin tampak anti-mainstream. Bukan. Tapi tak lain karena aku tak ingin mendikte para undanganku itu pada satu pola pembelajaran atau pengenalan instant yang ujung-ujungnya malah bikin malu sendiri. Steemit yang berbasis blockchain adalah satu platform media sosial paling revolusioner yang pernah ada, dan itu sungguh tak bisa diterangkan dalam sekali tatap muka.
Jika pun bisa, itu malah akan berujung pada keseragaman cara pandang steemian terhadap platform yang mereka geluti ini. Ujung-ujungnya lagi hanya akan jadi sekadar steemian pengekor meski cukup tahu diri mereka punya tulang ekor sendiri. Maka sepekan lamanya meet up yang kugagas itu dimulai dengan membahas di antaranya; sejarah internet, tranformasi platform media online, fenomena media sosial, internet dan hubungannya dengan peningkatan ekonomi kreatif, dan di tiga hari terakhir baru membahas steemit secara khusus.
Siapakah yang akan menjadi pembicara di acara meet up itu? Tadinya aku ingin mengajak @ned dan @dan sekaligus. Ingin pula kuundang @curie, @pharesim, @acidyo juga @sndbox atau @dobartim. Duo kurator; @aiqabrago dan @levycore berikut para punggawa lainnya seperti @abduhawab, @abunagaya, @acehpungo, @bahagia-arbi, @cicisw, @dokter-purnama, @horazwiwik, @kemal13, @kobold-djawa, @mariska.lubis, @rayfa, @razack-pulo @rismanrachman, @teukumukhlis, sudah pasti telah masuk dalam list. @puncakbukit, tidak.
Tapi mengingat acara meet up ini berlangsung di aula dalam pikiranku belaka, muncul pertanyaan di benakku sendiri, apakah mungkin mereka semua bisa datang? Kalau pun mungkin datang, sungguh, aku sangat tak ingin kerasukan!
Catatan.
Mohon izin mention nama-nama di atas. Jika pun tak diizinkan, silahkan beri komentar batal perizinan di kotak komentar jika bisa sekalian dengan alasannya juga. Saya akan dengan senang hati mengedit-hapuskan nama yang tak mau dikehendaki. Ini masih bagian satu. Postingan selanjutnya adalah hasil panelis kegiatan meet up promo steemit yang kumaksud. Saat ini, aku ingin minum kopi dan berpikir lagi. Saleum, sabah beuraya.
Assalamu'alaikum, peu keuh ulon tuan jeut neu peuroh sidroe?
Ehemmm... PYM Bookrak... bek lari sebab sudah dituri. Ka troh dek Nanda Mariska nyan...
Santaiiii bang. 😂😂😂
Alaikumussalam ibu nanda. Nyoe payah lon tanyong bak admin dilee peu mantong na seat. Haha
Gure @zeds ka jeut rancang poster laju beu raya. Meuramin akan segera berlangsung 😂😂😂😂😂
Menu spoteker!
Perus saya satu orang, Bang. Walaupun tidak di dunia nyata, di dunia maya juga boleh. Ingin juga duduk meet up bareng nama-nama besar di atas. :D
Aku juga mau ikut. Tapi peu aleh ek dipeuroh leh hom. Haha
Ka terbukti nyoe..
Long sang payah pengot postingan meetup syit kalinyoe.. ha ha
Takat aju. Foto meet up kana. Haha
Tanyoe dua teuh entek, pajan2 lah tameusapat pengeut meetup. Ci gagas ju. Meetup pertama para plankton.
Omak bang,. Pajan jeut ta ato watee sigoe bang? Hehe
Aula anwar kecil, sang lebeh pah tapeuget meet up sira tapopo tapeugah haba, jeut ta foto berbagai pemandangan indah untuk jeut keu bahan postingan sithon ukeu. Hidangan untuk para kurator pih jeut pajoh peu yang galak mulai ungkot udep, boh liki, boh karieng dan boh boh laen yang golom pernah di pajoh le jamee meet up selama nyo.
Calang aju neu peugot meet up nyata laju.
Meet up kecil-kecilan dile nyo, teungoh lon @promo-steemit bak rakan2 dan kadeuh geliat jih meubacut
Serenyak gorengan Kerak Nasi...
So far... (ciyeee...) Ini postingan yang paling bikin aku iri.