Sebagian besar ruang sosial yang kita miliki ka meu Steemit TEUMA,
agar bisa ikut ngebahas ruang baru ini, maka saya juga meu-STEEMIT
TEUMA. Sedikit bingung juga bagaimana membahasakan arti Kata TEUMA
kedalam bahasa Indo (kalau ada yang bisa bantu terjemahkan, tolong di
bantu ya...!!), karena saya beberapa kali menggunakankata itu memiliki
makna yang beragam, dan hanya bisa dipahami bila mampu mengerti latar
belakang kata itu terucap.
Lon (Saya) Meu-STEEMIT TEUMA, mungkin sekilas seperti pasrah pada
kenyataan ruang sosial yang notabenanya sudah di steemitkan atau
men-steemitkan kawan-kawan saya oleh Steemit.
Saya tidak sedang menumbuhkan Kata pasrah pada Steemit, karena setahun
yang lalu saya sudah di kenalkan dan diajari Steemit oleh Bg @vannour
(Irfan M Nur) dan sayapun mencoba memiliki akunnya, setelah saya punya
akun, tapi saya tidak pernah menebuh benih Kata-Kata ke dalamnya,
seperti kawan-kawan saya yang sudah bisa panen "E'k Wallet" online.
Saya ingin mengatakan bahwa Steemit itu sama dengan kebun. Benih yang
ditaburi akan menghasilkan hasil yang maksimal apabila kebun itu
memiliki potensi tanah yang subur dan usaha kita menyuburi tanaman
yang ada di dalamnya, namun saya hanya memiliki pupok E'k Leumoe, E'k
Manok Dan E'k Itek, pupuk yang diproduksi oleh PT Geureupoh Manoek
Ngoen Geureupoh Lumoe...hehe
MEU-STEEMIT TEUMA setelah sedikit memahami kenapa STEEMIT bisa masuk
ke ruang sosial yang saya miliki, agar saya bisa menikmati kopi black
jack seperti sedia kala tampa memiliki Steemit yang sudah kandung ka
peu-STEEMIT-TEUMA. Yang pertama Steemit tidak ada aturan formal atau
SOP sepertI yang deributkan DPRA-SKPA menjelang akhir tahun dan awal
tahun baru, dan juga akan sedikit jauh dari plagiator ala Badan Dayah
alias kopi paste dan edit bacut milik Dinas Pendidikan. Steemit akan
jadi menarik bagi yang memiliki hobi menulis dan banyak bacaanya,
karena akan menjadi HOBI YANG DIBAYAR.
Menabuh Benih dengan merek MEU-STEEMIT TEUMA sebagai bentuk sudut
pandang pada Steemit bukanlah sebuah usaha untuk men-JUDUL/TEMA-kan
sebuah tema awal atau arah konten Steemit yang ingin saya tulis
seperti llazimya sebuah periode para perwakilan pe-rakyat-tan dengar
judul-judul Aceh Hebat TEUMA, Aceh Beucareong TEUMA, Aceh Beumalem
TEUMA, Aceh Beu Makmu TEUMA, Dan Laen-Laen TEUMA .
Pilihan kata TEUMA juga bukan sebuah prodak hasil psikologis dari
fenomena pikiran yang dilatarbelakangi oleh berbagai oknum (sosial,
ekonomi, hana tatupu peugah Dum, pokokjih nyan-keuh-nyan TEUMA), yang
tidak bisa dijabarkan secara logika nalar manusia, seperti ; "alah bah
Ku meu Steemit TEUMA, bah na nan drou kuh Bak STEEMIT TEUMA. Biar
pikiran Saya tidak memproduksi kalimat : Hoe Kujak Lon
Teuma...(aleh-nyoe-aleh-koen).
TEUMA akan Indah Teuma bila para perwakilan keu-Rakyat-Tan bisa di
rangkai kedalam kalimat: Jadi kiban TEUMA kubahas Anggaran? Jadi kiban
TEUMA kupeugoet SOP? Jadi kiban TEUMA kutuleh berita?, maka akan
terdengar damai layaknya kata bijak dalam rangkaian penyair yang
menghadirkan kata Indah di tengah teriknya matahari, walapun keringat
tetap tidak Mau berdamai dengan bau badan, seperti kata-kata LEMPAP
yang diproduksi oleh perusahan @tu-ngang, yang sangat sakrat sebelum
saya menjadi alumni Aneuk Miet tahun 1998, sekarang kata itu begitu
energit layaknya syair-syair dan gerakan tarian MEUGROB.
Ka-Ku-Meu-STEEMIT-TEUMA, tidak akan kujadikan ini "LAMPOH", karena
lampoh itu segala macam pohon ada, si-bak-bak-Sapeu, Kali ini akan
kujadikan "LAMPOH FILM", lage Lampoh Pineung akan ta-cah untuk pula
boh Drien Talak Asee yang tidak berduri. karena Nyum Pineung-pun
hanya bahagia didengar pada tahun 1999 dengan harga mencapai harga
Rp.30.000. Memang sudah begitu TEUMA dia-nya itu dalam hidup
bernegara, bersosial dan berekonomi .
Ku-buka-TEUMA-LAMPOH FILM walaupun Bijeeh-nya belum tahu dapat dari
mana, kita tahu bijeeh itu ada dan ka-Meusubee-lam tanoh, dan kita-pun
ingin memiliki wujud nyata bahwa LAMPOH FILM itu-nyata adanya yang
bisa melahirkan kembali kebudayaan MUHADARAH FILM ala GAMPONG FILM,
Molod FILM beserta RANTANG FILM ala Festival Film, karena kita
menyadari bahwa film adalah dokumentasi TREVELING kita di alam sebagai
"SANG KHALIFAH".
Kalau lampoh ini ditumbuhi pohon selain film, ka kalon keuh!
Nyan suwah neu peusunat teuh keulayi...hehe
bang ai ka meusteemit "teuma"..apakah bang ai sudah berdamai dengan keadaan..?
Hallo @mesbar.. Selamat bertemu di Steemit! Senang anda join di sini.. telah diupvote yah.. :˃