Bersarang dalam punuk aksara
Membilas gersang, menghadirkan sandiwara
Ini bukanlah kisah sendu, apalagi perjalanan haru
Ini mengenai secercah kisah berwarna abu
Menopengkan melankolis diatas plegmatis
Engkau lah sumber tulisan puitis
Mengajarkan makna sistematis
Kepada makhluk yang belajar etis
Laksana singsingan fajar, kau selalu ditunggu atas hadirmu
Bukan suatu hal tabu, apalagi yang semu
Antara ruang dan watu yang saling bertemu
Mendefiniskan hal baru akan garismu
Engkau lah sang filantropi ku
Namun citra dan netramu melahirkan rasa sayang
Hanya kepedulian yang engkau kembang
Membuat jiwa yang dingin seolah melalang
Waktu kedepan bukanlah suatu yang berbayang
Jangan begini...
Semua akan taksa jadinya
Arunika akan mengabu, senja akan membiru
Semua asing seperti hal yang baru
Jangan jadikan aku laksana peangkara
Memaksakan kehendak di yuddha asmara
Biarkan ia membiru semanis layunan sendu
Menjadi caraka di hujung pilu
Sekuat karsa melawan santau buana
Maherat yang mengundang gulana
Ganjaran salah menafsirkan rasa
Maaf, aku insan yang naif di mayapada
Loyal memang maknaku, namun elusif makna milikmu
Kirana yang menyinari hati nan duka
Menjadikan ia seindah kusuma
Bila ditanya, paradoksal lah jawabnya
Primordial kita saja menerangkan
Engkau sang bumantara, sedangkan aku bumiputera
Congratulations @farisrahman! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!