Kontes menulis - Jika kamu bisa kembali ke awal Ramadhan apa yang ingin kamu perbaiki

in #ramadhanmubarak7 years ago

Kepergian Ramadhan seringkali tak berbekas dalam perilaku dan hati umat islam, termasuk dalam diri kita sendiri. Seusai shalat Idul Fitri di pagi 1 Syawal yang hampir tak seorang pun ketinggalan mengikuti, mesjid pun kembali lengang. Tak ada lagi desak-desakan seperti yang terjadi di malam pertama Ramadhan. Ketika itu, seringkali sandal kita tertukar atau bahkan hilang karena saking banyaknya orang yang berbondong-bondong datang ke mesjid.

image

Tapi kini, jamaah Shalat Magrib kembali lagi ke formasi semula, formasi yang sudah bertahun-tahun tetap awet dan bertahan, yaitu formasi 1-6-4. Satu imam, 6 makmum bapak-bapak, dan 4 ibu-ibu, tanpa cadangan.

image

Inikah dan beginikah hasil dari training di bulan Ramadhan? Setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah yang menjanjikan pahala berlipat ganda dengan khusu dan maksimal, puasa tak bergunjing, menahan nafsu, tidak berbohong, shalat berjamaah setiap hari di mesjid, lalu kini kita pun tinggalkan semuanya? Setelah Ramadhan usai.

image

Mungkin diri kita termasuk salah satu di antara mereka yang seusai Ramadhan mulai lagi bergunjing, mulai lagi mengubar nafsu, atau bahkan mulai lagi meningkatkan perintah-pertintah Allah. Apabila memang demikian, rasanya tak pantas seusai Ramadhan ini kita menyandang gelar seperti bayi yang baru lahir, yang tak memiliki dosa dan kesalahan.

Tak jarang pula menganggap bahwa diri kita sudah cukup berubah dengan adanya momen Ramadhan. Dalam waktu yang cukup instan, satu bulan, kita merasa sudah cukup menjadi hamba-hamba yang mendekatkan diri kepada Allah Sang Pencipta Alam Semesta. Dengan ibadah puasa, shalat, zikir, tadarus, dll. Kita anggap diri kita sudah memiliki bekal kebajikan yang cukup banyak.

Tapi begitulah, perubahan yang instan maka hasilnya instan pula. Terbukti bahwa ketika Ramadhan telah usai, selesai pula berbagai amal saleh yang kita lakukan, kita kembali seperti dulu lagi, seperti sebelum datangnya Ramadhan. Padahal apabila kita benar-benar berubah, semestinya kita tetap menjaga amalan-amalan yang kita kerjakan selama bulan Ramadhan. Apabila di bulan Ramadhan kita selalu berjamaah shalat di mesjid maka seharusnya pula kita shalat berjamaah di mesjid sepanjang bulan Syawal sampai bulan Sya'ban.

Apabila di bulan Ramadhan kita berpuasa, sudah selayaknya pulalah kita melakukan berbagai puasa sunat di bulan yang lainnya. Bila kita rajin bersedekah di bulan Ramadhan, seharusnya pula kita banyak bersedekah di luar Ramadhan. Begitu juga dengan amalan-amalan yang lainnya.

Berakhirnya Ramadhan bukan berarti berakhir pula amal kebajikan. Perlu disadari bahwa Ramadhan bukan tujuan. Ramadhan hanyalah sebuah training untuk membentuk karakter manusia agar menjadi karakter bertakwa. Adapun hasil dari training ini akan terlihat justru setelah Ramadhan usai. Masihkah kita shalat berjamaah? Masihkah kita rajin bersedekah? Masihkah kita menahan nafsu? Masihkah kita melakukan berbagai amal kebajikan?

Kita perlu menghijrahkan amalan-amalan yang tak pernah kita lakukan di luar Ramadhan menjadi amalan-amalan yang sering kita lakukan di bulan Ramadhan. Biarpun bulan Ramadhan telah usai, amalan-amalan Ramadhan harus terus kita hidupkan. Kita berhijrah menuju amalan-amalan Ramadhan di sepanjang Syawal hingga Sya'ban.

Sort:  

Terima kasih atas partisipasinya @ayuni83

Sama-sama ya mba...

Originalitas adalah salah satu aspek penting di dalam brkreasi di steemit. Jadi setiap materi baik teks, gambar, audio, video, sebisany milik sendiri atau setidaknya pengunggah memiliki hak untuk mengunggahnya dan untuk itu melampirkan bukti hak. Kalau materi itu milik pribadi, juga sebaiknya disebutkan. Kalau materi itu bukan milik sendiri pastikan untuk melampirrkan / menyebutkan sumber dan pastikan tidak melanggar apapun ketwntuan hak cipta.

Hanya sebuah masukan.

Pak bro dmn yg salah.. ini ori punya.. gambar pertama udah persyaratan kontes..yg laen ori.. kalo memang saya ambil dr yg sumber laen tolong anda lampirkan.. jangan merusak suasana aja lu pak bro... sekali lg saya jelaskan ne artike ori ya pak bro...

Sebutkan saja di bawah gambar "Dokumen Pribadi".

Saya tidak menuduh apa-apa, Buk. Haha. Ga usah panas. 😂😂

Tp lo dah ngerusak suasana tau.. long liat lah postingan aq yg laen nya... baru lo komen.. ga mesti lah foto pribadi kita jelas kan..

Saya hanya melakukan tugas saya sebagai pwnilai kontes dan sekaligus memberi saran, sebagaimana saya lakukan juga pada kntestan2 lain. :)

Jaga emosi, buk.

Colek @rayfa.

Selowwww :)

Untuk materi milik pribadi, tulis saja di bawahnya, "Dokumen Pribadi". Da maaf, saya ngga ada waktu lihat-lihat artkel ibu yang lainnya. 😂

Sebuah tulisan yang sangat bermanfaat untuk dibaca dan di ikuti.
Kontesnya juga sangat menarik, namun dalam hal ini jika sebuah tulisan diragukan keasliannya maka yang meragukan tulisan tersebut seharusnya bisa memberikan data dan fakta yang akurat dari sumber mana tulisan itu diambil begitu juga dengan foto yang di tampilkan dalam tulisan tersebut. Memberikan saran boleh-boleh saja, akan tetapi dalam memberikan saran mohon dijaga bahasanya jangan seakan akan tulisan orang lain itu tidak asli ataupun fotonya diambil dari pihak ketiga. Dan yang pasti ini menurut saya, jika itu milik pribadi tidak mesti kita mencantumkan itu milik pribadi toh foto juga punya original sendiri, jika diragukan maka sertakanlah link dari mana foto itu diambil.
Sekian dari saya
Sukses selalu dan semangat dalam menulis.

Thank you @s2k...

Apakah bahasa saya begitu buruknya? Wah. Saya minta maaf kalau begitu. Dan terimakaaih pak atau buk @s2k atas masukannya. 😀 Salam kenal ya. Saya hanya menjalankan fungsi saya sebagai pwnilai kontes, dan sedikit berbgi pandangan sebagaimana saya lakukan pada kontestan-kontestan lain.

Saya akan sangat berterimakasih jika mau ditunjukkan kepada saya bagian mana dari kalimat saya yang "tidak menjaga bahasa". 😀

Terimakasih.

Di komentar @aneukpineung78 di atas sudah disebutkan, jika memang gambarnya milik pribadi sebaiknya dituliskan bahwa itu dokumen pribadi, ini menambah nilai lebih pada tulisan yang kita buat. Hal ini juga disampaikan pada kontestan yang lain. Namun demikian, saya sebagai penyelenggara kontes mohon maaf jika ada yang kurang berkenan atau kurang nyaman dengan pihak kami, tidak ada maksud menuduh atau menggurui tapi hanya memberi masukan. Terima kasih :)

Terimakasih @rayfa telah menjelaskan beberapa hal di sini. Itu saya harap mampu memperbaiki pemahaman-pemahaman antara kita berempat di sini dan juga pembaca lain jika kebetulan mengukuti diskusi ini.

Tetapi saya jujur, bahwa saya paham kalau ada yang mudah terbakar dan terhina karena kritik atau masukan, apalagi ini bulan puasa. Hehe.

Mba @rayfa di dlm kontes ada tidak ada kan persyaratan demikian.. tidak di hrs kan.. dan saya juga heran knp tiba-tiba ada pwnilai.. knp tidak menyebutkan nama kawan anda itu dlm kontes.. buka saya tidak menerima kritik teman anda.. di awal kontes anda dlu teman anda juga seperti itu... maaf ya mba saya..

Ijinkan saya ikut menjawab:

  • "saya juga heran knp tiba-tiba ada pwnilai.." ~>> Apakah yang memberi saran / msukan / kritik itu adalah penilai atau bukan itu tidak penting, saran saya jangan mudah emosi. 😀 Ngga perlu nunjukin level kita seterbuka itu pada khalayak. Masukan atau saran atau apapun itu dari mana pun datangnya dihadapi saja dengan baik, komunikasi. Ini hanya saran, lho, jangan marah lagi, ya.
  • "...knp tidak menyebutkan nama kawan anda itu dlm kontes..." ~>> Tidak ada kewajiban penyelenggara kontes untuk memperkenalkan para amggota timnya, setahu saya gitu, tapi kalau Buk @ayuni83 punya bukti dan landasan argumen yang tepat yang mampu mematahkan pendapat saya ya silahkan ajukan.
  • "...di dlm kontes ada tidak ada kan persyaratan demikian..." ~>> Memang di dalam syarat-syarat kontes tidak diharuskan menyebut sumber gambar, sebab originalitas materi (teks, gambar, audio, video, dsb.) -seeperti saya singgung sebelumnya- sudah merupakan hal penting di Steemit, itu jadi otomatis wajib hukumnya. Pertanyaan yang relevan, terkait kasus buk @ayuni83 yang terhormat adalah, "Apakah gambar-gambar dan / atau materi-materi lain yang merupakan milik pribadi juga perlu disebutkan sumbernya?" Saya jawab: menyebutkan atau tidak menywebutkan sumber untuk segala jenis materi apapun adalah hak Anda sepenuhnya, tetapi dengan menyebut sumber maka Anda telah menolong diri sendirii sekaligus para juri dan penyelenggara kontes yang tidak lagi perlu was-was suatu saat didatangi pemilik gambar yang lain karena sudah ada landasan yakni pernyataan kepemilikan dari pemilik artikel. Dengan tidak mengklaim hak atas materi (gambar dll), Anda menempatkan tim penilai dan penyelenggara kontes pada posisi yang sulit dan karenanya Anda sendiri juga dirugikan. Komentar saya sebelumnya justru karena saya ingin membantu, tetapi sepertinya saya salah orang. Tak semua orang butuh masukan atau saran. Sekarang saya makin mengerti. 😀😀😇
  • "di awal kontes anda dlu teman anda juga seperti itu..." ~>> Kalau yang dimaksudkan saya, ya mau gimana lagi, dari dulu dan dulu dulunyaaaaa lagi saya memang sudah begini, suka usil. 😀

Demikian dari saya. Salam untuk Pak / Buk @s2k. Selamat menjalankan ibadah puasa untuk kita semua. Semoga kontes ini makin mempererat silaturrahim dan persaudaraan. Selamat menyambut MakmuGang dan Uroe Raya. 😊

Sekali lagi saya mohon maaf atas ketidaknyamanan, tetapi dari kontes pertama dulu, teman saya ini sudah ikut jadi penilai dan saya rasa saya tidak perlu menyebutkan siapa yang jadi penilai, masalah gambar memang tidak ada ketentuan atau persyaratan utama, tetapi semua tulisan yang masuk bagus, pencantuman sumber walaupun dokumen pribadi menjadi nilai tambah, selain juga alasan yang disebutkan oleh teman saya dikomentar sebelum ini. Selamat menyambut Idul Fitri, mohon maaf lahir bathin :)

Jangan berkecil hati dengan masukan, teruslah berkarya.
Dan saya rasa @ayuni83 sangat wajar melakukan klarifikasi & itu bukan panas namanya.

Jika saya yang jadi panitia saya sangat berterima kasih kepada peserta.

Makasih bang ya.
Panas atau ngga, silahksn baca tanggapan pertama beliau. 😊
Dan jujur, saya ngga merasa butuh pendapayt propesional bang juba dalam hal ini. 😊
Selamat hari raya. 😊😊

Dan saya tidak berpendapat dan memberikan saran kepada Anda.
Jadi, sellow respons.
Semoga seiring waktu anda semakin dewasa dalam bersteemit.