Marhaban Ya Ramadhan.
Alhamdulillah kita kembali berjumpa dengan bulan penuh berkah ini. Bagiku, kali ini agak sedikit berbeda; tak lagi sendiri, ku telah berdua. Hahaha, ok baiklah yang tadi itu intermezzo. Tapi yang pasti aku bersyukur untuk semua keadaan yang Allah beri saat ini. Semua kasihNya kini terlihat semakin nyata. Ah lebih tepatnya, sesungguhnya dari sejak penciptaan pertamaNya dulu, semuanya telah nyata, hanya saja kita yang susah melihat karena hati tertutup noda.
Sebenarnya tidak ada yang terlalu berbeda, semuanya terasa biasa dan normal saja selayaknya Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Atau setidaknya begitulah pikirku pada awalnya, sehingga aku mendengar tausiah beberapa hari yang lalu tentang betapa mudah seorang istri mendapatkan pahala di bulan penuh rahmat ini. Jujur saja tausiah tentang ini sudah kudengar berkali-kali sebelumnya, namun tak pernah terlalu terpedulikan. Hanya mendengar, angguk-angguk seolah paham, lalu lupa begitu saja. Menjadi sosok yang agak sedikit ignorant memang menjadi karakterku yang tidak sepatutnya untuk dicontoh. Bukan tidak pernah aku malah tidak peka terhadap keadaan sekitarku, bahkan pada suami yang pada kodratnya telah menjadi penanggung untuk setiap segi kehidupanku. Merasa malu? Tentu saja. Namun masih saja kutulis ini dengan harapan dapat menjadi pembelajaran, baik itu bagiku maupun bagi yang membacanya.
Baiklah, kita kembali ke pembahasan tausiah tadi. Ketika beberapa hari yang lalu aku mendengar tentang betapa mudahnya seorang istri mendapat pahala, terlebih di bulan Ramadhan, ntah apa yang merasukiku kali itu sehingga aku mampu menyimak dengan sungguh-sungguh, seolah tersadar bahwa ini adalah kesempatan bagiku mendapatkan jatah aliran pahala yang begitu deras. Pikirku saat itu, bagaimana mungkin aku membiarkan diriku luput membawa wadahku dan menampung rejeki pahala yang Allah anugerahkan. Ini adalah kesempatanku memperbaiki kekurangan-kekurangan sebelumnya.
Lalu aku mulai membuat janji pada diriku sendiri; walau tak sempurna, namun setidaknya aku bisa berusaha melakukan semuanya lebih baik. Bayangkan saja, bahkan ketika niat ini baru saja terbersit dalam hati, Allah telah menambahkan pahalaku. Belum lagi jika aku membangunkannya ketika sahur, menyajikan makanan, membuatnya bahagia dengan menghargai usaha – usaha kecil yang dilakukannya, dan banyak lagi hal baik lainnya yang dapat dilakukan. Anggap saja ini adalah awal aku menaiki tangga perbaikan diri. Terkadang memang sempat khilaf dan membuat kesalahan yang sama, namanya saja manusia, namun menyadari kesalahan yang kita lakukan dan meminta maaf dengan tulus dapat meluluhkan amarah dan mengalirkan pahala. See? Sungguh, Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Ramadhan kali ini kita dapat menjadi sosok yang lebih baik. Amin .
With Love,
@dhiannushur
semoga dapat makna ramadan kali ini.
Amiin, syukran bg 😊
doa yg sama juga untuk @dsatria ☺
Terimakasih sudah menggunakan tag #ramadan-tkf
Ditunggu postingan berikutnya, segala yang berkaitan dengan Ramadhan 😊
Salam hangat dari Kanada,
salam hangat kembali dari Aceh 😊
Congratulations @dhiannushur! You have received a personal award!
1 Year on Steemit
Click on the badge to view your Board of Honor.
Do not miss the last post from @steemitboard:
Congratulations @dhiannushur! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!