Tragis, nasib petani sawah kabupaten Bireuen yang mengalami kekeringan.
1.200 Ha sawah sudah ditanami padi sekitar 1 bulan pasca tanam mengalami kekeringan.
Bayangkan jika kerugian perhektar 40 juta maka total kerugian mencapai 48 Milyar.
Kerugian tersebut bukan hanya berdampak terhadap petani sawah tetapi juga menyebabkan lesunya sektor ekonomi lain seperti angkutan, warung, ritel dll.
Mungkin banyak diantara kita yg mengembalikan masalah tersebut pada nasib dan takdir. Tanpa upaya untuk memikirkan solusi yang tepat sehingga petani tidak rugi dan dirugikan.
Import Beras lebih diminati
Menanam dan memanen di Pelabuhan adalah kata yang tepat ditabalkan kepada para pemangku jabatan yg berkaitan dengan keputusan yg nenentukan nasib petani.
Pemerintah cendrung membantu petani luar negeri dg kebijakan import beras dibandingkan aksi nyata memberikan solusi bagi petani sendiri.
Entah ada motivasi terselubung untuk import beras?
Petani kecil dibiarkan miskin dan makin miskin dengan kegagalan usaha.
Mereka tak pernah kita berdayakan, kita menelantarkan mereka dalam kemiskiinan.
Tragis nasib petani kecamatan Jeumpa dan Kecamatan Peudada, mereka gagal panen karena faktor teknis dan non teknis/kebijakan.
Waduk andalan sumber air dan saluran irigasi tdk bisa diandalkan.
Masa tanam tidak disesuaikan dengan iklim, mereka dibiarkan terlantar dg kebijakan yg tidak pro petani.
Tenaga teknis dan pengambil kebijakan tak pernah serius memikirkan dan mengambil langkah nyata.
Kesejahteraan rakyat hanya slogan semata.
terimakasih
siapa peduli?