45 Menit yang menegangkan

in #sail7 years ago

IMG-20171211-WA0022.jpg

45 Menit yang Menegangkan
Kemeriahan Sail Sabang, cukup membuat wisatawan lokal, dan mancan negara ikut serta dalam rangkaian acara bahari tahunan di Indonesia tersebut.
Acara Sail Sabang 2017 mendapat dukungan penuh dari pemerintah, sekaligus menjadi salah satu jendela wisata Indonesia di mata dunia. Tak terkecuali Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), melalui media onlinenya LensaUnmuha.Com, secara khusus meliput perhelatan acara tahunan itu.
Antusias masyarakat pertama kali terlihat saat para pengujung berantrian panjang dipelabuhan Ule Lhe, Banda Aceh. Malah tak sedikit yang berdesakan agar segera mungkin bisa mendapatkan tiket menuju kota di ujung barat Indonesia tersebut. Alhamdulillah kami berhasil lebih dulu mendapatkan tiket yang di nanti - nanti oleh ratusan pengunjung lainnya.
Akhirnya perjalanan di mulai. Kami bertolak dari pelabuhan Ule Lheu menuju Balohan pelabuhan Sabang, pukul. 15.30 dengan mengunakan kapal cepat. Cuaca ketika itu sedang hujan dan awan terlihat hitam. Memang sebelumya sudah diprediksi cuaca kurang bersahabat, dalam beberapa bulan ini. Namun, dengan rasa penasaran yang begitu besar serta ingin melihat langsung keindahan Sabang dan sekitarnya. Kami pun berangkat.
Ombak deras yang mengantam pantai dermaga membuat perjalanan kami lebih menantang dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan yang cukup asing ini. Kapal yang kami tumpangi melaju dengan cukup kencang, sehingga hentakan kapal pun menjadi cukup kuat saat melawan ombak, bahkan tidak sedikit yang mabuk akibat goncangan kapal.
Akhirnya waktu yang dinanti- nanti tiba juga, sekitar 45 menit, kami pun sampai di tujuan. Mata kami pun tertuju pada keramaian dengan beragam kesenian Aceh, di tambah lagi dengan kehadiran KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci.
KRI Bima Suci merupakan kapal layar latih pengganti kapal legendaris KRI Dewa Ruci yang sudah beroperasi sejak 1953. Sekilas keduanya mirip, tapi kenyataannya jauh berbeda.
KRI Dewaruci dengan panjang 53,5 meter, 16 layar, dan tonase 847 ton memakai teknologi manual sehingga sepenuhnya menuntut kemahiran navigasi para kru.
Sedangkan KRI Bima Suci bertonase 2.346 ton, panjang 111,2 meter, dan 26 layar memakai teknologi masa kini. Dalam berlayar, komandan kapal tersebut bisa memilih fungsi manual atau dibantu instrumen digital.
.
KRI Dewaruci merupakan kapal baru pertama TNI AL yang dibeli memakai uang negara. Setelah penandatangan kontrak pembelian pada 1952, pembangunan badan kapal dilaksanakan pada tahun itu juga di galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman Barat, dan seluruh konstruksi kapal dan tiang-tiang selesai pada 1953.
Teluk Sabang di Pulau Weh, Aceh, menjadi kota pertama di Tanah Air yang disambangi KRI Dewaruci pada masa itu.
Adapun KRI Bima Suci merupakan kapal layar buatan perusahaan kapal ternama Spanyol yang berlokasi di Kota Vigo, Freire Shipyard. Setelah rampung dibuat, kapal itu bertolak ke Indonesia pada 18 September dan sampai di Jakarta pada 16 November lalu.

Tentu, perjalanan kali ini menjadi pengalaman dan pembelajaran bagi kami khususnya sebagai mahasiswa. Tentang budaya, alam dan tempat wisata lainnya di Aceh yang begitu banyak belum kami ketahui sepenuhnya.