Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir
>Apa yang kita sebut akal sehat adalah produk pola-pola berpikir yang tertanam secara mendalam dalam jiwa manusia, yang agaknya karena mereka memberi manfaat-manfaat tertentu dalam menanggulangi situasi-situasi keseharian, seperti menghindar dari benda- benda jatuh dan bersembunyi, dari binatang-binatang yang pemangsa. ~Paul Davies~
Sebuah kutipan dari seorang ilmuan Fisika yang selama masa hidupnya selalu mempertanyakan hal-hal mengenai alam semesta. Sebuah awalan yang saya adopsi dari bukunya dengan judul "Membaca Pikiran Tuhan"
Tulisan ini hanyalah sebuah pendahuluan yang saya pikir perlu untuk di tuliskan.
Saat kecil saya sudah sering juga mempertanyakan tentang alam semesta. Tentang berbagai macam kejadian di alam. Penciptaan manusia dan kematian pada manusia serta kebangkitan manusia kembali. Tentang teori kabut nebula yang di ajarkan ketika saya masih di sekolah dasar atau sekolah menengah. Dan juga tentang Tuhan sendiri. Entahlah, saya merasa pertanyaan semacam itu sebagian telah terjawab meski belum sepenuhnya memuaskan atau memang sebagian tak ada jawaban sama sekali (dan saya pikir tidak ada pertanyaan yang bodoh).
Sudah lama sekali para ilmuan alam semesta mematakan tentang penciptaan alam semesta. Diantaranya ada yang sudah terjawab dan menjadi sebuah teori yang Falsifikasi.
Dari awal munculnya berbagai pertanyaan itu adalah upaya dari alam pikir untuk menemukan kerasionalitas-an. Alam pikir berupaya mengaitkan berbagai kejadian alam dengan sesuatu yang nyata tapi terkadang alam pikir itu tak mampu menembus sesuatu yang disebut "irasional".
Manusia memang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan dengan struktur yang kompleks oleh sesuatu yang Agung yang tak dapat ditandingi oleh apa pun di alam semesta.
Oleh karena penciptaan yang kompleks itu, manusia sendiri oleh alam pikiran tak terbatas itu mencoba mencari tahu tentang sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang masih tersembunyi. Entah itu akan terjawab atau hanya pencarian yang sia-sia.
Mencapai rasionalitas berarti mencoba menembus alam yang irasionalitas dan berarti itu pula mencapai pada tahap kebebasan berfikir (dan tentunya berdasarkan hukum yang di buat oleh manusia itu sendiri).
Hukum-hukum alam yang diciptakan manusia mengenai alam semesta. Hukum yang menguntungkan, di buat berdasarkan pengalaman awal manusia dan kemudian di teruskan untuk generasi selanjutnya hingga menjadi hukum yang di sahkan oleh seluruh umat. Hukum itu mungkin ada karena itulah adanya dan yang lain tidak benar. Hukum itu muncul dari premis-premis deduktif. Sebagai contoh yang saya adopsi dari buku ini . 1.Semua bujangan adalah laki-laki, dan 2. Alex adalah laki-laki, 3. Oleh karena itu Alex adalah laki-laki
Ke tiga premis di atas merupakan satu kesatuan yang tak dapat di pisahkan, yang berhubungan satu sama lain hingga membentuk sebuah hukum. Untuk mencapai rasionalitas itu para ilmuan menggunakan Sains untuk menjawabnya. Tentunya kita tidak perlu terlalu yakin dengan apa yang mereka katakan untuk mencapai rasionalitas itu yang terkadang harus menghilangkan keyakinan terhadap agama. Namun tetap saja, kita harus mampu untuk berpikir dari penemuan-penemuan itu. Kita tidak bisa mencongkak kan diri karena alasan agama.
Seperti Einstein dengan teori relativitasnya yang telah menemukan satu fakta mengenai alam semesta menjadi sesuatu yang rasional. Ya, hakikat manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari makna. Mencari jawaban dari sesuatu yang belum ada jawaban. Membuat berbagai pertanyaan lalu menghilangkan pertanyaan itu.
Saya hanya bercerita pada tingkat terendah dari upaya manusia menemukan "rasionalitas". Dimulai dari beragam pertanyaan dasar yang saya pikir diantara kita semua pernah menanyakannya kepada orang tua sewaktu kecil. Pertanyaan ini tidak bermaksud untuk menghilangkan Tuhan apa pun itu (Tuhan yang diyakini umat manusia di dunia).
Inilah awal dari bab ini, selanjutnya saya akan sering memposting tulisan dari part-part bacaan saya dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-sehari. Pada postingan selanjutnya kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan yang sinis itu.
Keep on my Steemit @kasyubeta243 and keep reading everymoment.
Salam ilmu pengetahuan..
Sudah di upvote dan follow . back ya
Wow. Ini berat dek. Mencernanya butuh dikawani bercangkir kopi :)