SEKOLAH BOARDING UNTUK ANAKKU
Anakku akan menyelesaikan pendidikan dasar dalam beberapa waku ke depan. Aku merencanakan untuk mendaftarkannya ke sebuah boarding school yang letaknya jauh dari rumahku, dan menyebabkan dia harus hidup di asrama siswa. Namun hingga saat ini, masih tersisa sebuah pertanyaan besar dalam benakku :
Apakah pilihanku ini adalah sebuah pilihan yang ideal ?
Dan apakah pilihan ini adil bagiku dan juga untuk anakku?
Jujur saja bahwa pada sisi lain pemikiranku, aku berpendapat bahwa ini adalah sebuah keputusan yang tidak adil buatku dan juga untuk anakku.
Mengapa? Ada beberapa argumen yang mendasarinya.
Pertama, aku akan kehilangan kendali terhadap pertumbuhan anakku. Lebih buruk lagi, aku bahkan tidak akan sepenuhnya bisa melihatnya tumbuh besar dan belajar menjadi dewasa. Kontribusiku terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik dan jiwanya akan menjadi sangat kecil. Dia akan tumbuh, terbentuk dan berkembang di lingkungan barunya, bersama teman-temannya dan di bawah bimbingan pengasuh dan pendidiknya. Aku menjadi khawatir, bahwa aku akan sampai pada suatu masa, di mana aku akan berhadapan dengan sebuah situasi di mana aku bahkan tidak lagi mengenali anakku dengan baik. Dia akan tumbuh dan berkembang di lingkungan baru dengan campur tangan minimal dari ayah dan ibunya, sehingga akan sangat mungkin untuk merubahnya menjadi orang asing bagi kami orang tuanya.
My son will finish elementary education in the next few days. I planned to enroll him in a boarding school that was far from my house, causing him to live in a student dormitory. But until now, there is still a big question in my mind:
Is this my choice is an ideal choice?
And is this choice fair to me and also to my son?
To be honest that on the other side of my thinking, I thought that this was an unfair decision for me and for my son.
Why? There are several underlying arguments.
First, I will lose control of my child's growth. Worse, I would not even fully see it grow up and learn to grow up. My contribution to growth and physical development and soul will be very small. He will grow, form and develop in his new environment, with his friends and under the guidance of his caregiver and educator. I became worried that I would come to a time where I would be faced with a situation where I did not even recognize my son well. He will grow and thrive in a new environment with minimal interference from his father and mother, so it will be possible to transform him into a stranger for us his parents>
Kedua, anakku akan kehilangan sebagian haknya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang secara maksimal dari kedua orang tuanya. Bagi anak se usia dia, perhatian dan kasih sayang secara penuh adalah sebuah naluri. Dia akan tumbuh dan belajar banyak dari kehidupan, bimbingan dan didikan ayah dan ibunya. Bukan tidak mungkin dia akan merasa tercabut atau bahkan mungkin merasa dicampakkan ke kehidupan lain yang sepenuhnya asing baginya. Sedikit banyak, secara psikologis hal ini pasti akan berpengaruh padanya. Sebesar apa pengaruh itu? Tiap anak akan memiliki parameter yang berbeda.
Second, my son will lose some of his rights to get the maximum attention and affection from both his parents. For a child of his or her age, full attention and affection is an instinct. He will grow and learn a lot from the life, guidance and upbringing of his father and mother. Bukqn is unlikely he will feel uprooted or may even feel dumped into another life completely alien to him. In a sense, psychologically this will definitely affect her. How much influence is that? Each child will have different parameters. >
Aku hanya menuliskan dua alasan ini saja, agar artikel ini tidak terlalu panjang. Sesungguhnya masih banyak argumentasi lain, yqng tentu akan berbeda menurut sudut pandang orang tua lainnya.
Lalu pertanyaan sebaliknya, dengan argumentasi di atas, apakah berarti memasukkan anak ke sekolah reguler, dan anak tetap tinggal bersama kita adalah pilihan yang paling ideal?
Jawabannya tidak sepenuhnya benar. Kelemahan kita sebagai orang tua adalah tidak mampu menerapkan aturan secara konsisten kepada anak. Selalu ada permainan perasaan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan anak, terutama ketika mereka melakukan kesalahan atau mencoba melanggar aturan. Ini sering mengakibatkan anak menjadi tidak disiplin, suka membangkang dan bahkan sekali waktu melakukan perlawanan. Jadi, menempatkan mereka ke sekolah boarding adalah salah satu upaya untuk meminimalkan kemungkinan itu.
Lalu, pilihan mana yang terbaik , sekolah boarding atau sekolah reguler?
Tidak ada jawaban yang ideal. Masing-masing kita akan memberikan jawaban yang berbeda.
I just write these two reasons only, so this article is not too long. In fact there are many other arguments, which will certainly differ from the point of view of other parents. Then the opposite question, with the above argumentation, does it mean putting a child into a regular school, and the child staying with us is the most ideal choice?
The answer is not entirely correct. Our weakness as a parent is not being able to apply the rules consistently to the child. There is always a feeling game in child-related decisions, especially when they make mistakes or try to break the rules. This often results in the child becoming undisciplined, rebellious and even at times resisting. So, putting them into a boarding school is one attempt to minimize that possibility.
Then, which option is the best, boarding school or regular school?
There is no ideal answer. Each of us will give different answers.>
Congratulations @izuddin-idris! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You made your First Comment
You made your First Vote
You published your First Post
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Nice one
I remember how it feels going to school when i was a border.
You right. Thats what I feel a long time ago when I was a child. Now I am a father. Thanks for your comments
Hai, helo @izuddin-idris.. Selamat datang di Steemit! Suka anda ngumpul.. kami upvote.. (Seberkas kontribusi kami sebagai witness di komunitas Steemit bahasa Indonesia.)
Trimakasih. Saya berharap kita bisa tumbuh bersama dan saling berinteraksi secara intens