Tahukah Anda, satu gram DNA dapat menyimpan file hingga mencapai 2,2 juta gigabit data informasi atau berkisar 468 ribu DVD, yang mampu bertahan hingga lebih dari enam ratus tahun tanpa penulisan ulang.
Banyak ilmuwan biologi molekul sedang membicarakan tentang teknologi penyimpanan DNA. Dan memang teknologi ini masih asing bagi kita, tapi sebenarnya tidak jika kita mengerti bagaimana kapasitas penyimpanan pada tubuh manusia.
Bayangkan saja, sejak kita dilahirkan terus merekan dan mempelajari segala hal. Dimana semua itu tersimpan? Puluhan tahun kita hidup didunia tetap terus merekam, dan itu membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup besar, jauh lebih besar dari teknologi yang ada saat ini.
Para peneliti dari Inggris telah mengkodekan DNA dan menerjemahkan materi genetik untuk merekonstruksi informasi tertulis, baik berupa suara maupun visual. Pada tahun lalu, peneliti bioengineers Sriram Kosuri dan George Church dari Harvard Medical School menyatakan bahwa mereka telah menyimpan salinan salah satu kitab Gereja yang tersimpan di DNA, dengan kepadatan sekitar 700 terabit per gram, lebih dari enam kali lipat lebih padat daripada penyimpanan data pada hard disk komputer.
Saat ini penelitian yang dipimpin para ahli biologi molekuler, diantaranya Nick Goldman dan Ewan Birney dari European Bioinformatics Institute (EBI) berpusat di Hinxton-Inggris, penelitian mereka dirilis pada jurnal Nature, menyatakan bahwa mereka telah meningkatkan skema pengkodean DNA untuk meningkatkan kepadatan penyimpanan hingga 2,2 petabyte per gram, tiga kali lipat dari temuan sebelumnya.
Tim pertama pertama kali menerjemahkan kata-kata tertulis atau data lain ke dalam kode biner standar (0s dan 1s) dan kemudian mengkonversikannya kedalam kode trinary. Langkah berikutnya menulis ulang data string menjadi kimia DNA, seperti Gs, Cs, dan Ts. Kepadatan penyimpanan satu gram DNA mencapai 2,2 juta gigabit data informasi, atau berkisar 468 ribu DVD. Para peneliti juga menambahkan skema pengkoreksian kesalahan, beberapa kali melakukan pengkodean informasi, untuk memastikan bahwa hal itu bisa dibaca kembali dengan tingkat akurasi 100 persen.
Penjelasan diatas sama seperti yang dilakukan pada tubuh kita, setiap detik terus menulis tanpa henti, dan bisa terbaca kembali. Selain menunjukkan kemampuan penyimpanan informasi pada DNA, Goldman, Birney, dan rekannya juga meninjau kapan teknologi ini layak digunakan. Sementara Large Hadron Collider, telah menghasilkan 15 petabyte data setiap tahun, jadi kebutuhan untuk penyimpanan arsip besar saat ini berkembang pesat.
Saat ini lembaga usaha dan institusi arsip data menyimpan data mereka pada pita magnetik, dan untuk menjaga data yang aman selama beberapa dekade memerlukan penulisan ulang secara berkala (pastinya ada penambahan biaya perawatan).
Sementara DNA bisa sangat stabil hingga ribuan tahun jika disimpan di tempat yang sejuk dan kering. Biaya sintesis DNA sesuai dengan menulis kode dan membaca kode bisa terselesaikan dengan cepat, data sangat memungkinkan untuk diarsipkan dalam waktu 600 tahun atau lebih.
Tetapi biaya sintesis DNA menjadi bagian paling mahal hingga 100 kali lipat, dan mungkin akan mengalami penurunan sekitar 50 tahun. Biaya bukan menjadi penghalang, ketika data dituliskan ke dalam DNA maka pengguna tidak dapat mengubah atau menulis ulang, tidak seperti teknologi penyimpanan data yang ada saat ini.
Pengguna tidak bisa mengakses setiap bagian informasi tertentu, melainkan harus mengikuti urutan penulisan yang telah diarsipkan dalam DNA. Sebagai contoh penulisan data 1,2,3,4 dan 5, pengguna harus membaca urutan dan tidak bisa melompati salah satunya.
Dari penjabaran di atas, bisa jadi orang yang punya kemampuan 'membaca' pikiran Anda hanya dengan menyentuh tangan misalnya, sebenarnya dia cuma membaca record yang pernah kita simpan sejak lahir.
~ENG~
You know, a gram of DNA can store files up to 2.2 million gigabytes of information data or about 468 thousand DVDs, which can last up to six hundred years without rewriting.
Many molecular biologists are talking about DNA storage technology. And indeed this technology is still foreign to us, but actually not if we understand how the storage capacity of the human body.
Just imagine, since we were born continue to record and learn everything. Where are they stored? Dozens of years we live in the world continue to record, and it requires considerable storage space, much larger than the existing technology today.
Researchers from the UK have encoded DNA and translated genetic material to reconstruct written information, whether sound or visual. Last year, bioengineers researcher Sriram Kosuri and George Church of Harvard Medical School stated that they have kept copies of one of the Church's books stored in DNA, with a density of about 700 terabits per gram, more than six times more dense than data storage on hard computer disk.
Current research led by molecular biologists, such as Nick Goldman and Ewan Birney of the European Bioinformatics Institute (EBI) centered in Hinxton-England, their study released in the journal Nature, stated that they have improved the DNA coding scheme to increase storage density by up to 2 , 2 petabytes per gram, three times that of previous findings.
The first team first translates the written word or other data into the standard binary code (0s and 1s) and then converts it into the trinary code. The next step is to rewrite the string data into chemical DNA, like Gs, Cs, and Ts. The storage density of one gram of DNA reaches 2.2 million gigabytes of information, or about 468 thousand DVDs. The researchers also added an error correction scheme, several times coding the information, to ensure that it can be read back with 100 percent accuracy.
The above explanations are the same as those done on our bodies, each second continuing to write without stopping, and can be read again. In addition to demonstrating the capability of storing information on DNA, Goldman, Birney, and colleagues also review when this technology is worth using. While the Large Hadron Collider, has produced 15 petabytes of data each year, so the need for large archival storage is currently growing rapidly.
Currently business entities and archival data institutions store their data on magnetic tapes, and to keep data secure for decades requires regular rewriting (surely there are additional maintenance costs).
While DNA can be very stable for thousands of years if stored in a cool and dry place. The cost of DNA synthesis corresponds to writing code and reading the code can be solved quickly, the data is very possible to be archived within 600 years or so.
But the cost of DNA synthesis becomes the most expensive part up to 100-fold, and probably will decrease by about 50 years. Cost is not a barrier, when data is written into the DNA then the user can not change or rewrite, unlike the current data storage technology.
Users can not access any particular piece of information, but must follow the order of writing that has been archived in DNA. For example writing data 1,2,3,4 and 5, the user must read the sequence and can not skip one of them.
From the description above, it could be people who have the ability to 'read' your mind just by touching the hand for example, in fact he just read the record that we ever save since birth.
@auliamaulana you were flagged by a worthless gang of trolls, so, I gave you an upvote to counteract it! Enjoy!!
Congratulations @auliamaulana! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @auliamaulana! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!