Bagi kamu para petualang yang menyukai tantangan dan legenda di suatu daerah, tak ada salahnya untuk berkunjung ke Desa Pakumbang yang berada di Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Meski belum banyak diketahui masyarakat luas, rupanya di desa tersebut memiliki salah satu destinasi wisata bersejarah yang disebut Bukit Kampung Batu.
Konon katanya, zaman dulu terdapat perkampungan di bukit itu. Di sana tinggal lah nenek bernama Nek Patah bersama seorang cucunya, Banti'ang. Lalu suatu hari di perkampungan tersebut diadakanlah acara adat dan tetangga saling gotong-royong membantu. Namun, lantaran sang nenek tak sanggup membantu acara itu, cucunya lah yang menggantikan.
See detail
Pengunjung yang akan masuk ke Goa yang terdapat di Bukit Kampung Batu, Desa Pakumbang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Rupanya, Banti'ang membuat warga yang ada di acara tersebut jengkel lantaran makan terlalu banyak. Mereka berpikir anak itu rakus dan tidak memikirkan si nenek yang ada di rumah.
Akhirnya, warga setempat langsung menyiapkan makanan dari sejenis karet yang bentuknya menyerupai daging. Anak itu lalu pulang dan menyantapnya di rumah tanpa berbagi ke si nenek.
See detail
Bangunan Batu yang menyerupai rumah si Nenek dan Cucu di Bukit Kampung, Batu, Desa Pakumbang. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Akan tetapi, karet yang menyerupai daging itu tidak habis-habis dimakan Banti'ang. Nek Patah yang melihat itu langsung berpikir bahwa warga setempat jahat kepada cucunya dengan memberikan makanan karet.
"Terus zaman dulu kan mistisnya luar biasa, ya. Setelah itu dia (Nek Patah) berpikir untuk mengirim binatang anjing ke lokasi acara tersebut. Terus anjing itu dihias dan beri lonceng agar semenarik mungkin," ujar salah satu tokoh pemuda bernama Ganesha, saat ditemui kumparan di kediaman Kepala Desa Pakumbang, baru-baru ini.
Semua orang yang di pesta itu tertawa melihat anjing ini. Terus dia (Nek Patah) lari lewat gua bersama cucunya, yang katanya menembus Gunung Samabue. Dia bawa ayamnya satu, telur satu," sambungnya.
See detail
Jalanan menuju pintu masuk Bukit Kampung Batu, Desa Pakumbang. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Singkat cerita, tiba-tiba cuaca berubah dan muncul angin kencang yang membuat suasana perkampungan itu porak-poranda. Lalu, warga setempat pun berubah menjadi batu.
Menurut Ganesha, warga di Desa Pakumbang itu dulu percaya bahwa siapa saja yang menertawakan atau merendahkan binatang, akan berubah menjadi batu.
Hingga saat ini, jejak-jejak peninggalan kisah itu, mulai dari rumah yang berbentuk batu, hingga gua tempat Nek Patah dan Banti'ang melarikan diri, masih berdiri kokoh di Bukit Kampung Batu.
"Sampai sekarang kita belum tahu Nek Patah dan cucunya masih hidup apa enggak. Tapi kata warga di sekitar daerah Samabue, masih suka terdengar suara ayam gitu," katanya.
sekian cuman itu saja yang saya tahu.
By: yamakazi69 = https://kalimantanbarat69.blogspot.com
Source
Plagiarism is the copying & pasting of others work without giving credit to the original author or artist. Plagiarized posts are considered fraud and violate the intellectual property rights of the original creator.
Fraud is discouraged by the community and may result in the account being Blacklisted.
If you believe this comment is in error, please contact us in #appeals in Discord.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://kumparan.com/kumparantravel/legenda-di-balik-kampung-batu-desa-pakumbang-kalimantan-barat-1s8ndzcWM5G