SELEBRASI menyambut puasa Ramadhan di Aceh tempo doeloe dan sekarang, tampak tak jauh berbeda. Menjelang Ramadhan, misalnya, ada tradisi meugang atau makmeugang. Dalam tradisi ini, setiap kepala keluarga “wajib” membawa pulang daging untuk dimasak di rumah masing-masing. Sampai sekarang, dua hari menjelang Ramadhan, pasar berjejer penjual daging, terutama daging sapi dan kerbau. Kondisi ini memperlihatkan ada hal yang khusus di Aceh. Daging merupakan sesuatu yang dibutuhkan, baik mereka yang berada dan pada level elite, maupun pada rakyat jelata.
Tidak mengherankan, kebutuhan akan daging sangat tinggi menjelang Ramadhan. Hal turut ini berimplikasi pada harga. Sebagaimana hukum permintaan dan penawaran, biasanya harga barang akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Masyarakat yang membutuhkan daging akan membeli daging, walau dengan harga yang setengah menjerit. Sampai-sampai ada kesan dari orang luar, bahwa untuk melihat harga daging tertinggi, maka Acehlah tempatnya dan menjelang puasalah waktunya.
Kondisi ini yang membedakan dengan zaman dulu. Apalagi masa dulu, Aceh swasembada kerbau yang dikenal dengan keubeue Aceh. Kerbau menjadi komoditas ekspor. Pada waktu itu, ketika makmeugang, kebutuhan daging sengaja disokong oleh kerajaan. Konteksnya ada dua: Pertama, daging tersedia dan kedua, harganya terjangkau bahkan dibagi-bagi untuk masyarakat luas dari kerajaan.
Berbeda dengan sekarang di mana kebutuhan daging bersaing antara sokongan pasar dengan rumus penjualan. Sehingga harga seperti tidak terkontrol pada masa ini.Di sinilah seyogianya pemerintah benar-benar mengatur dan mengawasi agar harga tidak melebihi dari harga yang masuk akal. Jika pemerintah tidak melakukan hal yang demikian, maka sama saja menyerahkan urusan ini kepada mekanisme pasar, yang implikasinya kepada rakyat, terutama rakyat kecil yang seharusnya bisa makan daging walau sedikit pada saat makmeugang.
De Houtman mencatat bahwa suasana menyambut Ramadhan di kerajaan Aceh sangat meriah dan khanduri menyambut Ramadhan diadakan mulai dari istana sampai ke gampong-gampong, pertanda dimulainya puasa. De Houtmat juga sempat mencatat bahwa pada 15 Maret 1600 M, di mana pada saat itu bertepatan dengan 29 syakban semua bangsawan mengenakan pakaian indah menghadap sultan di istana. Di sana berdiri satu bangsawan dengan pangkat tertinggi (Qadhi Malikul Adil) di depan pintu istana, mengenakan pakaian jubah putih panjang dan memegang perisai bersepuh emas di tangan kirinya dan pedang yang ditarik di sebelah kanannya yang diangkat dari balik bahunya. Kemudian atas arahan Sultan --saat itu Sultan Saidil Mukammil (1588-1604), makamnya di Merduati dikenal dengan Kandang Blang-- menitahkan genderang dipukul, terompet ditiup, dan meriam ditembak ke tujuh arah mata angin pertanda dimulainya bulan suci Ramadhan (lihat; WS Unger ed. De oudste reizen van de Zeeuwen naar Oost-Indie, 1598-1604. Th Haque, 1948 hlm. 85-86).
Ada catatan pengembara Eropa lain pada 1603, S de Weert namanya, dia sempat mengamati ibadah puasa yang dilakukan oleh rakyat Aceh, di mana hanya anak-anak yang berusia di bawah sepuluh tahun diperbolehkan puasa setengah hari (puasa net-net)dan makan sebelum matahari terbenam. Sultan menurut catatan De Weert, menyediakan menu berbuka puasa untuk penjaga istana, ulama, musafir dan rakyat jelata. Walaupun orang Aceh doyan makan sirih, tetapi di bulan Ramadhan mareka berpuasa makan sirih baru dilakukan pada bulan berikutnya (bulan Syawal, pen.). Pada masa kerajaan Aceh ulama memainkan peran utama tidak hanya pada upacara penentuan puasa tetapi juga pengawal umat dalam penegakan syariat puasa.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by malakasteem from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.