Menyandang predikat desa penghasil ganja sangat tidak nyaman. Setelah puluhan tahun image ini melekat di Desa Agusen. Berawal penetapan Agusen sebagai Desa Wisata dua tahun lalu, memotivasi warga desa yang terletak di Kecamatan Blang Keujren Kabupaten Gayo Lues, Aceh beralih profesi. Sebagai bekas desa penghasil ganja terbaik di dunia, Agusen kini berbenah menuju desa destinasi wisata.
Desa berpeduduk 206 Kepala keluarga ini terletak di lembah dan berbatasan langsung dengan Kawasan Ekosistem Leuser. Agusen berbenah menjadi destinasi wisata pilihan untuk para pecinta alam. Memiliki sungai berair jernih yang mengalir dari kawasan Gunung Leuser. Kini warganya mulai giat menjadi tuan rumah bagi pelancong. Potensi sungai dan tracking atau jelajah bukit serta kebun kopi dan pendakian, desa terdekat dengan ekosistem Leuser menawarkan beberapa agenda wisata.
Tracking sungai, hutan dan bukit menjadi pilihan para pengunjung ke desa tersebut. Areal hutan yang sebelumnya jadi hamparan kebun ganja menjadi kebun kopi Arabica Gayo yang terkenal. Juga tempat wisata sungai yang bisa dimanfaatkan untuk drafting atau arung jeram.
Sejak dipilihnya Agusen menjadi desa wisata tahun 2016 lalu, kini pemda setempat terus memotivasi warga untuk menyiapkan diri menerima pelancong. Rumah warga akan ditata menjadi homestay atau tempat tinggal yang nyaman bagi turis. Pergelaran seni pun ditingkatkan menyambut tamu.
“Dulu Agusen adalah produsen the best marijuana in the world. Kita akan melatih warga untuk mengelola homestay atau rumah tinggal sementara wisatawan “ ujar Amru saat silaturrahmi dengan warga Agusen Sabtu (05/05/2018).
Desa yang dihuni petani dan pekebun ini memang baru berbenah. Warga secara bertahap mulai meninggalkan kebiasaan menanam ganja yang jadi penghalang mereka berkembang seperti diakui Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru lagi.
Tak gampang mengalihkan pola pikir dan pola kerja warga Agusen. Lebih dari 50 persen warganya berprofesi sebagai penanam ganja Namun, sosialisasi dan imbauan secara terus menerus membuat mereka bisa meninggalkan ganja.
Pengulu atau kepala desa Agusen, Ramadhan pun nyaris putus asa ketika mengajak warganya meninggalkan kebiasaan yang dilarang. Pola kepemilikan satu hektare tanaman kopi ternyata bisa mengalihkan usaha mereka dari ganja ke kopi dan wisata.
“Awalnya memang sangat sulit. Apalagi sebagian di antara mereka pernah merasa banyak sekali uang dari bisnis ganja,” kenang Ramadhan.
Namun, Ramadan tak pernah berhenti mengingatkan warganya. Butuh waktu untuk berbenah dan mengobati citra dari desa produsen ganja menjadi desa destinasi wisata. Meskipun demikian, pemerintah setempat terus mendorong dengan melatih mereka menjadi tuan rumah destinasi wisata.
Ini sungguh luar biasa...
Seperti yang kita tau, kalau kebiasaan itu sangatlah sulit untuk di tinggalkan walau sekecil apapun.
Konten anda sangat luar biasa @toshare
terimakasih atas renponnya
Terimakasih kembali @rjannah
terimakasih
Terimakasih kembali @toshare
Nyan droenuh nyeu meureunoe video bak @toshare lakei belajar laju. Ganyan ureung gulam kamera dalam aneuk bude baroekeun.
Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From
@sevenfingers @steemph.antipolo @arabsteem
Thank you @sevenfingers for your vote
You received an upvote as your post was selected by the Community Support Coalition, courtesy of @sevenfingers
@arabsteem @sevenfingers @steemph.antipolo
Thank you for your visited and upvoted
Wow. Kop rame troh lagoe bang. Peu karena ganja?
he he karena @arie.steem dan @sevenfingers community. tq @habilrazali29
Nice, good is writer for you
thank you @rezafahlevi
Bisa jadi contoh untuk daerah lain di aceh yg dikenal sama hasil ganjanya..
Salam kenal brother
ya. mudahan. salam kenal juga @arulkomand4m
Perubahan yang luar biasa dari sesuatu yang sulit untuk dirubah dan sudah mengakar akhirnya perlahan bisa juga.
Maaf tanya apa tag sevenfingers boleh dipakai semua steemian. Atau ada syarat tertentu. Terimakasih salam sukses selalu
terima kasih @dwiitavita. Silakan dipakai, tergantung pemilik akun yang menentukan. salam kembali