ULAR BERBISA TINGGI
1.Ular Weling (Bungarus candidus)
Persebaran : Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi
Mereka biasa berdiam di dekat sumber air, seperti sawah, ular ini juga kadang-kadang menggunakan lubang tikus sebagai tempat bersembunyi. Ular ini bersifat pemalu dan biasanya bersembunyi dalam tempat tertutup pada pagi hari, dimana mereka aktif pada malam hari, mereka paling aktif pada jam 9 dan 11, dimana mereka keluar dari persembunyian dan dapat ditemukan di sekitar jalanan atau tepi jalan di sekitar rumput sedang mencari mangsa. Ular ini biasanya tidak bertemperamen agresif, khususnya jika masih pada pagi hari, mereka lebih memilih untuk menutupi kepala mereka dengan buntut mereka daripada mencoba menggigit. Bisa ular weling bersifat mematikan dan menimbulkan gejala sebagaimana bisa ular Elapidae pada umumnya, kecuali kobra. Sifat utamanya adalah racun saraf (neurotoxic), yang dapat berakibat rusaknya jaringan saraf dan membawa kelumpuhan.
- Ular Welang (Bungarus fasciatus)
Persebaran : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, Ambon
Ular welang tersebar luas dan merupakan ular dari genus Bungarus yang paling umum. Menghuni daerah berhutan, rawa-rawa, hutan bakau, sawah dan sekitar pedesaan, ia menyukai daerah kering terbuka yang dekat dengan sumber air. Diketahui memiliki persebaran hingga daerah yang terganggu oleh aktivitas manusia, lebih sering ditemukan pada ketinggian yang rendah, namun kadang-kadang juga ditemukan hingga hutan pegunungan pada ketinggian maksimum 2500m dpl. Ular nokturnal dan hidup di tanah. Pemalu dan tidak agresif pada siang hari, ia menyembunyi di gundukan rayap, bawah kayu atau batu dan liang yang dibuat oleh hewan pengerat. Kebanyakan gigitan oleh ular terjadi pada malam hari, saat seseorang tidak sengaja menginjaknya karena tidak melihatnya. ular ini memiliki bisa neuroxotin yang berefek ngantuk bagi korban yang terkena bisanya. Jika terkena gigitan ular welang lalu merasa mengantuk, jangan pernah tidur karena bisa menyebabkan kematian.
3.Ular Anang / King Cobra (Ophiophagus hannah)
Persebaran : Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, Bali, Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Riau.
Ular ini dapat mencapai hingga ukuran sekitar 6 meter, ini adalah ular berbisa terbesar di dunia. Sebuah gigitan dari ular ini dapat menyebabkan kematian pasti jika tidak ditangani dengan cepat. Ular ini memiliki sifat pemalu dan lebih memilih menghindar konfrontasi dengan manusia sehingga ertemuan dengan manusia cukup jarang oleh ular ini. Ular cerdas ini dapat ditemukan di berbagai habitat seperti hutan murni, hutan bakau, hutan terganggu, lahan pertanian, persawahan dan lingkungan pemukiman hingga ketinggian 2000m dimana ia memburu mangsa utamanya yaitu ular lain, terutama ular tikus. Ophiophagus memiliki arti 'pemakan ular. Walaupun terutama memangsa ular, ia juga akan memangsa kadal dan biawak kecil. Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang. Beruntunglah bahwa kebanyakan gigitan ular ini pada manusia hanya memasukkan bisa dalam jumlah yang tidak fatal tapi patut diwaspadai jika salah menangani korban maka akan berakibat kematian.
4.Ular Sendok Jawa (Naja sputatrix)
Persebaran: Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi, Lomblen
Ular Sendok Jawa merupakan ular elapid berbisa tinggi yang cukup sering ditemukan pada ketinggian rendah di daerah terganggu oleh aktivitas manusia hingga ketinggian 600m dpl. Biasanya ular ini akan menghindari konfrontasi dengan manusia, namun ular ini akan melawan jika terpaksa dengan menegakkan tubuhnya, memperlihatkan "kerudungnya" dan membuat suara mendesis jika merasa terancam. Sifat defensif ini lebih sering dilakukan oleh individu dewasa. Jika sang penganggu tidak segera memundurkan diri, maka ular kobra ini akan menyemburkan bisa kepada matanya, semburan bisa oleh ular ini diketahui tepat sasaran. Ular ini dapat hidup di daerah dekat dengan tempat tinggal manusia, habitat ideal bagi ular ini sangat beragam mulai dari taman dekat kota, daerah pedesaan dan sekitar selokan.
: Ular ini berbisa tinggi, gigitan dari individu muda maupun dewasa dapat berakibat kematian. Selain itu, ular ini juga memiliki mekanisme defensif dengan dapat menyembur bisa kepada mata penganggu, yang dapat menyebabkan luka permanen bahkan kebutaan pada mata sehingga sebaiknya menjaga jarak paling dikit 2m jika menemukan seekor ular sendok
5.Ular Picung (Rhabdophis subminiatus)
Persebaran : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ular muda dengan warna pada lehernya yang sangat mencolok
Ular ini memiliki warna leher merah mencolok, yang merupakan ciri khas ular ini. Dapat tumbuh hingga 1.3m, ular bertaring belakang ini dulu diketahui sebagai spesies yang berbisa rendah. Namun telah diketahui setelah beberapa kasus gigitan bahwa ular ini ternyata berbisa tinggi gigitannya dan dapat mengancam nyawa manusia. Dengan fakta bahwa ular ini sering ditemukan, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya. Dengan penampakannya yang terlihat menarik dan ukurannya yang biasa kecil, ular ini dapat membahayakan orang-orang yang tidak sadar akan kemampuan bisa tinggi yang dimiliki oleh ular ini.Ular Picung / Red Necked Keelback (Rhabdophis subminiatus)
6.Ular Cabai Kecil (Calliophis intestinalis)
Persebaran : Jawa, Kepulauan Mentawai, Sumatera
Bagian bawah tubuhnya berpola kotak-kotak
Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab, sawah, kebun desa dan kadang-kadang di taman rimbun yang tak terurus. Ular ini memiliki sifat yang pemalu sehingga jarang terlihat walaupun sebernarnya populasi ular ini cukup melimpah. Ular ini hidup penuh di tanah, biasa memangsa pada ular kecil lainnya, khususnya Ular Kawat, namun juga akan memangsa kodok. Ia menyukai habitat yang tertutup dan lembab, tempat-tempat gelap yang lembab atau berisi air memiliki potensi untuk menjadi sarang bagi ular ini. Ular ini dikenal dari garis kemerahan-coklat pada bagian atas tubuhnya, bagian bawah buntutnya berwarna merah. Di setiap sisi tubuh bagian bawahnya terdapat sebuah garis pucat.
7.Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma)
Persebaran: Jawa
Pewwarnaan terang pada seekor individu
Ular ini sangat berbisa dan dapat menggigit dengan sangat cepat, juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar dedaunan mati. Gigitan dari ular ini terkenal sebagai 'pembusuk jari' karena jika anda tergigit di jari, kemungkinan besar anda akan harus amputasi jari tersebut. Kebanyakan gigitan akan menyebabkan kematian jika tidak segera pergi ke rumah sakit. Mereka merupakan ular pemalas yang tidak akan bergerak atau kabur saat ada orang yang berjalan ke arah mereka, melainkan mereka akan hanya diam di tempat dan menggigit orang yang mendekatinya, setelah menggigit mereka biasanya masih akan berdiam di tempat yang sama. Ular ini merupakan penyebab kasus gigitan terbanyak di seluruh daerah penyebarannya.
8.Ular Bandotan Pohon (Trimeresurus puniceus)
Persebaran: Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai, Simalur
Seekor individu dengan warna cukup terang
Ular ini berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, dan juga dapat sulit dilihat jika tersamar di sekitar vegetasi. Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin, gigitan dari ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan pembengkakan besar pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak pernah terjadi kematian.
Warna tubuh ular ini dapat beragam, dapat berwarna abu-abu, coklat atau kemerahan dengan pola bulat-bulat atau garis-garis melintang. Ular ini tersebar di Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai dan Simalur.
9.Ular Bandotan Puspa (Daboia siamensis)
Persebaran : Jawa Timur, Komodo, Flores, Lomblen, Endeh
Ular adaptif ini dapat ditemukan di berbagai macam habitat dan tidak memiliki habitat khusus dalam daerah persebarannya, namun ular ini paling sering ditemukan di ladang rumput terbuka, semak belukar, hutan sekunder, hutan perkebunan dan dekat peternakan dimana populasi tikus berlimpah. Ular ini hidup di tanah dan dapat memanjat pohon pendek, lebih menyukai tanah datar dan udara kering, ia cenderung menghindari habitat hutan lebat dan lembab.
Ular ini aktif pada malam hari, ia akan memangsa pada hewan pengerat seperti tikus, tupai dan kucing kecil, namun ia juga akan memangsa kadal dan kodok.
Semoga bermanfaat 😁
Source
Plagiarism is the copying & pasting of others work without giving credit to the original author or artist. Plagiarized posts are considered spam.
Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.
More information and tips on sharing content.
If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://indosnakepedia.wordpress.com/2018/01/31/jenis-ular-yang-ada-di-indonesia-kateori-berbisa/