Apa yang kalian baca di bawah ini bukanlah khutbah, bukan pula sebuah teks proklamasi. Karenanya, kalian tak harus saat membacanya membayangkan gaya seorang khatib atau calon proklamator untuk menghadirkan suasana betapa pentingnya tulisan ini. Tidak, bahkan tidak kalian baca pun tak bakal menjadi masalah besar bagiku.
Baiklah, inilah beberapa penegasan yang ingin aku sampaikan. Kuharap kalian kuat membacanya.
Pertama, aku seorang pembelajar, dan selalu antusias mempelajari hal-hal baru terutama menyangkut dunia IT (information and technology). Ketika pertama kali menulis di steemit, aku menemukan model dan cara ngeblog yang berbeda.
Aku tidak menguasai bahasa HTML atau PHP seperti para programmer. Tapi, aku terbiasa menghadapi bahasa "alien" ini ketika mulai terjun secara total ke dunia blogging: blogger maupun wordpress. Aku yang tidak pernah mendapatkan materi kuliah bahasa pemrograman ini, tiba-tiba harus melihat baris demi baris bahasa "alien" ini ketika mengatur blogspot atau wordpress.
Belum tuntas dan akrab bercinta dengan HTML dan PHP, sekali lagi aku harus beradaptasi dengan bahasa planet lain yang dikenal dengan markdown, bahasa pemrograman ini digunakan oleh Steemit, dan memaksaku harus menulis postingan dalam bahasa ini.
Mulailah aku mengulik satu persatu link yang ada di halaman selamat datang (welcome) Steemit. Aku pelajari cara memposting, mengatur letak gambar, cara membuat table atau memunculkan karakter khusus pada postingan Steemit. Cara menulis kodenya benar-benar berbeda. Mula-mula aku agak kesulitan menghafalnya (aku jarang menghafal kode pemrograman), dan lebih sering membuka panduan markdown di halaman lain tiap mau memposting sesuatu.
Lama-lama aku jadi menikmatinya. Dan benar seperti aku baca pada sebuah tulisan di Steemit bahwa bahasa markdown lebih simpel dan mudah dibandingkan dengan HTML atau PHP. Kalian bisa baca Steemit Markdown Basics for Beginners. Hanya dengan menulis kode atau karakter khusus, maka bentuk postingan kita akan berbeda. Satu lagi, karakter khusus ini bisa kita lihat langsung di kolom preview, memudahkan kita memeriksa apakah kodenya bekerja atau tidak.
Bagiku, inilah hal baru yang kupelajari di Steemit. Jika sebelumnya aku hanya akrab dengan HTML atau PHP, kini mulai intim dengan markdown. Aku benar-benar menikmatinya. Jika aku tak bergabung di Steemit, maka aku tak pernah tahu soal begini. Sekali lagi aku bertambah yakin pada tagline yang sering aku baca di wordpress, bahwa code is poetry. Kode-kode rahasia itu adalah sebuah puisi.
Kedua, di Steemit kita bisa melihat langsung nilai atau harga sebuah postingan. Harga ini sangat tergantung pada kemurahan hati pengguna lain. Semakin banyak yang upvote (terutama dari whale), harga sebuah postingan makin berisi alias tinggi.
Di dunia blog, paling banter kita hanya dapat melihat jumlah share atau view, di mana hal ini pun bisa dimanipulasi. Tak semua data yang kamu lihat itu sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Sementara di Steemit kita tidak bisa memanipulasi jumlah nilai atau harga yang tercantum di bawah postingan. Misalnya, jika angka SBD yang sebenarnya $0.50, tak bisa kita ubah menjadi $20.50. Satu-satunya cara mengubah hanya dengan membayar upvote, itu pun belum tentu mendapatkan harga yang sepadan.
Sementara hal-hal lain mungkin tak jauh beda cara kerjanya. Misalnya, jika kita mengunjungi blog lain dan meninggalkan jejak berupa komentar, maka si pemilik blog itu akan membalas kunjungan kita. Di dunia blog, aktivitas ini kerap disebut blogwalking. Di Steemit setali tiga uang juga. Kita upvote posting orang lain, orang lain akan membalasnya; kita berkomentar pada postingan lain, si pemilik post akan berkomentar pada postingan kita (minimal membalas komentar) dan begitu seterusnya. Selain alumni sekolah, aku pikir kita menemukan budaya silaturahmi yang sempurna di Steemit.
Ketiga, kita "abadi" di Steemit. Setelah seunujoh, apapun yang kita tulis atau kita produksi di Steemit tidak dapat dihapus lagi. Konten kita masuk kotak. Begitu juga jika ada yang upvote, maka kemurahan hati mereka tak bermakna setelah 7 hari.
Bayangkan betapa celakanya kita jika selama kehadiran kita di Steemit banyak memproduksi sampah.
Sampah di alam nyata bisa kita daur ulang (termasuk sampah plastik), tapi sampah di Steemit akan abadi sebagai sampah dan tak bisa didaur ulang.
Hal ini mengajarkan kita untuk meninggalkan legacy yang bisa diambil manfaatnya oleh anak cucu kita, dengan tidak membuat mereka malu. Bikin konten yang membuat mereka bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena kita pernah hadir di Steemit. Tulis konten yang sekiranya mereka tak sempat membacanya, mereka akan menyesal dan meratapi kealpaannya itu.
Dari beberapa fakta di atas, maka celakalah jika aku mengatakan tidak jatuh cinta pada Steemit.
Mari gabung Discord Steemit BC via link berikut: https://discord.gg/qJqTmX7. Terima kasih untuk @legendchew atas kontes giveaway ini.
Saya kuat membacanya, tapi tak kuat menghafalnya he he
Ha-ha-ha...hana perle hafal bang Sayed, karena kon ileume nahu :)
Bagi sebagian oknum, "sampah" juga bisa menjadi legacy😁
Lon pih hana kurueng cit kuproduksi sampah bak Steemit kwkwkwk
Tulisannya bagus dan terperinci. Saya juga merasakan hal yang sama saat pertama kali belajar menulis di steemit. Melihat tulisan orang lain begitu sangat rapi dan akurat. Tulisannya dipertebalkan, dimiringkan, dll.
Saya mencoba mencari informasi dan membacanya satu persatu, alhasil saya mendapatkannya. Tapi sampai sekarang masih belajar satu persatu masalah mode-kode. Belum sanggup untuk mengingatnya.
Terimakasih atas pengalaman @acehpungo dalam mempelajari steemit, membuat saya lebih bersemangat mempelajarinya kembali.😊
Terima kasih...saya pun masih terus belajar juga. Link yang saya kutip dalam tulisan itu bagus untuk berlatih
Hi @acehpungo, thank you for your participation. Your entry to "Exclusive Blogging Course Giveaway Contest" has been approved.
Thank you @legendchew.
Gron ateuh bareuh gron, payah peurunoe long nyan Brader @acehpungo
Pane payah peureuno lom, lagee taposting bak blog cit nyan. Pue hana jak bak AJI, na kaoy pak kadeh @abulaot
hana, teugoh na urusan di rumoh bacut nyoe. urosan dalam negeri nyang hanjeut tawakilah he he he he
Aku kecewa, kok cepat kali habis. Mau nya ditambah lagi kalimatnya. Aku masih kuat mas..
Setelah seunujoh..hahaha nyoe yang meugeutam kalimat.
Dan sepertinya, di Steemit ini ada kandungan zat adiktif.
Nyan soal seuneujoh payah droe perdalam lom nyan. Menarek that sang
Aseuli..hahaha
Ternyata saya lebih kuat setelah membaca ini, ditunggu ulasan selanjutnya😎
Terima kasih jika sudah kuat membacanya. Akan diteruskan. Tp, harus diselingi dgn post traveling dulu, biar bervariasi
Poin yang ingin disampaikan oleh @acehpungo yang saya drop adalah baca dulu dari awal sampai habis, jangan hanya membaca judul dan vote. Meskipun judul harus menarik namun ibarat buah durian, secara kulit sangat bagus karena strukturnya rapi dan membuat penasaran, namun isi ternyata juga harus lebih mangat. Tulisan ini adalah salah satunya, kalau bahasa para poli tikus di negeri ini rapi, terstruktur dan massif. Semoga tulisan ini membawa si empunya postingan ke tangga juara bukan ke tetangga janda.
kraak tulisan droneuh aduen,,lon baca keuh sampe abeh lon pike na keuh sesuatu yang istimewa,rupajih emg butoi..bahasa simple tapi bermakna..semoga bisa berjumpa dialam nyata...salam dr.Kb.tanjong
Mangat that baca jih Bg 😄
Saleum Tabek dari pandatang batu yg juga mulai galak steemit 🙏🙏🙏