Gerimis pagi minggu 28 Januari 2018 warga kecamatan Sawang dikejutkan dengan aksi penutupan jalan. Hal tersebut dilakukan karena bentuk rasa kecewa warga Kecamatan Sawang yang sudah lama makan debu akibat jalan yang mulai rusak dan berlubang. Mengapa tidak, karena setiap harinya mobil pengangkut pasir dan batu silih berganti ber ula ili melewati jalan Sawang dan meninggalkan debu.
Karena bentuk kecewa akan hal tersebut, pagi tadi tepatnya Pukul 07.00 WIB warga Dusun Pulo Ceubrek Desa Gampong Teungoh Kecamatan Sawang melakukan aksi penutupan jalan. Aksi tersebut dilakukan dengan cara menumpuk kayu-kayu besar di badan jalan, kursi dan bahkan membakar ban mobil. Akibat aksi tersebut mobil pengangkut pasir dan batu dari arah Krueng Mane harus berantri panjang agar bisa lewat menuju Sungai Sawang untuk mengangkut batu dan pasir.
Menurut Kak Red selaku warga setempat berkomentar, hal ini kami lakukan atas bentuk rasa kecewa kami kepada Pemerintah dan pengguna jalan yang sesuka hatinya berjalan terlalu kencang tanpa memikirkan debu yang mereka tinggalkan sehingga kami hampir kenyang makan debu setiap harinya.
Di lain pihak, Geuchik Gampong Teungoh mengatakan saya tidak menyuruh dan apalagi harus melarang, karena jika saya larang maka saya akan dilempar paki kayu (digelawa ngon kayee) oleh Warga, begitulah rasa kekesalan warga setempat.
Di akhir penghujung, warga berharap agar jalan Sawang segera diperbaiki oleh Pemerintah Daerah agar warga setempat khususnya Warga Kecamatan Sawang tidak mengalami penyakit sesak nafas atau ISPA akibat menghirup debu setiap harinya.
Sekian
Salam Lestari
Regard,
@alkhalidi92
Semoga segera dapat solusinya. Palung tidak kita bisa baca di koran dianggarkan 10 m
Terimakasih, semoga saja segera mendapatkan titik temu agar tidak sesuaka hatinya melakukan aktifitas Galian C