Dear Steemians,
Zaman dahulu kehidupan masyarakat sangatlah sulit, mayoritas semua miskin, untuk menyelamatkan kehidupan, setiap rumah menabung segenggam beras setiap hari atau di Aceh dikenal dengan program 'breuh sicupak" atau setiap orang menyisihkan sedikit uang untuk belanja kebutuhan sehari- hari dalam Celengan Bambu, sangat memungkinkan setiap orang untuk membantu sesama. Itulah Filosofi Celengan Bambu.
Bahwa kegiatan amal sosial yang dilakukan juga banyak dilakukan dengan cara mengumpulkan sedikit demi sedikit melalui Celengan Bambu. Bahkan untuk dana amal pembangunan fasilitas umum dan bantuan kepada orang-orang yang miskin dan bantuan pengobatan, warga juga menabung kedalam Celengan Bambu yang digunakan untuk dana cadangan.
Ukuran beras segenggam setiap hari
nampaknya sangatlah kecil, namun prinsip menabung dari warga saat itu
sangatlah penting. Semangat untuk membantu orang lain dan pembangunan tempat kepentingan umum telah tumbuh dalam kehidupan masyarakat saat itu, dan
niat hidup hemat juga terjaga dengan rapi pada waktu itu. Dari mulut kemulut berita menabung telah berkembang cepat di pasar rakyat hingga warga sepakat untuk menabung.
Walaupun kondisi zaman dahulu kehidupan serba sulit, masyarakat merasa senang dan gembira karena membantu dapat mrmbantu orang lain dan membangun tempat-tempat umum. Melalui Celengan Bambu warga telah mewujudkan etikat baik untuk berniat berbuat baik.
Masa seperti itu sudah tidak ada lagi di zaman millennial sekarang ini. Celengan Bambu telah terganti dengan Investasi saham mikro yang diakses dengan harga murah dan dimana saja melalui ponsel pintar. Bahkan tanpa menggunakan buku tabungan dan kartu.
Yang menjadi perhatian kita semua
bahwa sekecil apa pun perbuatan baik tersebut akan membuahkan kekuatan cinta kasih sesama yang akan memberikan perdamaian.
Foto-foto yang ditampilkan ini merupakan foto Celengan Bambu Karya anak desa di pedalaman Aceh
Utara, kelihatannya unik dan cantik
dengan ukiran motif tang dia buat sendiri sesuai kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.
BAMBOO SAVINGS A LIVING RESCUE PHILOSOPHY
Dear Steemians,
In the old days, community life was very difficult, the majority of all poor, to save lives, every house saves a handful of rice every day or in Aceh known as the 'sicupak breuh' program or each person set aside a little money to shop for daily needs in Celengan Bambu, it is very possible everyone to help others, that's the philosophy of the piggy bank.
That many social charity activities are carried out by collecting piecemeal through Bamboo Piggy Bank. Even for charity funds for the construction of public facilities and assistance to poor people and medical assistance, residents also save money into the Bamboo Piggy Bank which is used for reserve funds.
The size of a handful of rice every day
it seems very small, but the principle of saving from residents at that time
very important. The passion to help others and the development of places of public interest have grown in people's lives at the time, and
intention to live frugally is also neatly maintained at that time. From the mouth of the mouth the news of saving has grown rapidly in the people's market until the residents agree to save.
Even though the conditions in ancient times were difficult, people felt happy and happy because they helped to help others and build public places. Through the Bamboo Piggy Bank residents have embodied good character to intend to do good.
Such times no longer exist in the current millennial era. Piggy Bank Bamboo has been replaced by Micro stock investments that are accessed at low prices and anywhere via smart phones. Even without using a bank book and card.
Which concerns us all
that no matter how small the good deeds will produce the power of loving others who will give peace.
The photos shown are photos of Celengan Bambu Karya by village children in the interior of Aceh
North, it looks unique and beautiful
with carved pliers he made himself according to his abilities and expertise.
Lhokseumawe, March 5, 2020
BY: @almazzhr