Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan impian sebagian besar masyarakat Indonesia. Buktinya, ada jutaan pelamar CPNS dari berbagai jenjang pendidikan yang ingin memperebutkan Nomor Induk Pegawai (NIP), seperti yang terjadi pada tahun lalu (2017), hingga mengakibatkan sejumlah web kementrian dan instansi penerima CPNS ‘error’. Begitulah antusiasme masyarakat kita untuk menjadi PNS.
Namun demikian, para peserta yang sudah dinyatakan lulus tes CPNS dan sudah mendapatkan NIP tidak secara otomatis diangkat menjadi PNS. Lho, kok bisa begitu?
Melansir Tribunnews.com, Kepala Biro Humas BKN, Mohammad Ridwan dalam siaran persnya, Jumat, 2 Februari 2018 menjelaskan, terdapat beberapa ketentuan dan kualifikasi bagi CPNS yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai PNS, yakni sesuai dengan ketentuan yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS:
Pasal 34 ayat (1) sampai (5):
(1) CPNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun;
(2) Masa percobaan yang dimaksud pada ayat (1) merupakan masa prajabatan;
(3) Masa prajabatan meliputi proses pendidikan dan pelatihan;
(4) Proses pendidikan dan pelatihan dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang;
(5). Pendidikan dan pelatihan hanya dapat diikuti 1 (satu) kali.
Pasal 36:
(1) Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus memenuhi persyaratan:
a. Lulus pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada pasal 34;
b. Sehat jasmani dan rohani;
(2) Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat menjadi PNS oleh PPK ke dalam jabatan dan pangkat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ditambahkan, bagi CPNS yang tidak memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tersebut, dapat diberhentikan sebagai CPNS.
Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017, pasal 37 ayat (2) intinya menyebutkan CPNS dapat pula diberhentikan apabila:
a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
b. Meninggal dunia;
c. Terbukti melakukan pelanggaran disiplin tingkat sedang dan berat;
d. Memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar pada waktu melamar;
e. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap;
f. Menjadi anggota dan pengurus partai politik;
g. Tidak bersedia mengucapkan sumpah/janji pada saat diangkat menjadi PNS.
Hal ini disampaikan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait sejumlah peserta seleksi CPNS Tahun Anggaran (TA) 2017 yang lulus tes pada kementerian/lembaga yang membuka lowongan CPNS TA 2017 telah mengantongi Nomor Induk Pegawai (NIP) dan menerima Surat Keputusan (SK) sebagai CPNS. Antara lain CPNS pada Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Agama dan Kementerian Pertanian.
"Melalui siaran pers yang diterima, Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyampaikan bahwa tidak secara otomatis CPNS yang telah mengantongi NIP dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)," ujar Ridwan.
Source: Tribunnews
Follow: @azmi.mukhlis
Bereh tanyoe ek jeut teuman ke PNS?
Hehe... Insya Allah dgn na useuha, do'a dan bek putoh asa 🤗