Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Nyak Sandang mengajukan 3 permintaan.
Ia minta pemerintah mau melakukan operasi katarak di matanya. Permintaan ini dikabulkan Jokowi.
Ia meminta agar dibangun masjid di kampung kediamannya, di Lamno-Aceh Jaya. Permintaan ini dikabulkan Jokowi.
Ia meminta pemerintah membiayai hajinya. Jokowi akan konsultasi dengan Kementrian Agama. Namun memberi peluang berangkat umrah saat ini.
Rakyat Aceh sudah mengetahui informasi ini. Dan mereka merasa bahagia, ternyata Aceh memang sangat berjasa bagi NKRI. Namun masyarakat Aceh sedih, sebab penyumbang dana pesawat pertama RI hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan terjangkit berbagai penyakit.
Bila pemerintah RI tak memberikan perhatian penting bagi donatur pesawat RI, maka dipastikan rakyat Aceh bertambah kesesalannya terhadap pemerintah Indonesia. Demikian juga perkara rencana investasi BPKH RI atas tanah wakaf warga Aceh di Arab Saudi. Jika pemerintah Indonesia bersikeras ingin ambil bagian di Baitul Asyi, maka siap-siap muncul kemarahan rakyat Aceh atas sikap Indonesia.
Rakyat Aceh akan kembali bersatu mempertahankan Baitul Asyi dari tangan gegabah BPKH RI. Juga disebabkan pemerintah yang kurang peduli pada donatur awal kemerdekaan Indonesia.
Sebagaimana diketahui, sejauh ini sudah dua donatur mempunyai bukti yang sama tentang transaksi pembelian pesawat RI-001 dan RI-002. Keduanya telah muncul di media massa dan media sosial.
Bahkan, saya menemukan satu orang lagi yang juga mempunyai bukti donatur pembelian pesawat. Namun belum muncul ke publik layaknya Nyak Sandang di Aceh Jaya dan Maksum di Aceh Barat.
Dalam prediksi saya, jika pemerintah RI mengabaikan kasus dan bukti di atas, dipastikan akan mendapatkan reaksi keras dari rakyat Aceh.
Sumber:
Abu Teuming: Wakil Direktur LSM Keluarga Sakinah Mawaddah dan Rahmah (K-Samara Institute)